ANAKKU SPESIAL

Mengatasi Perilaku ABK yang Kurang Sesuai

Anak berkebutuhan khusus sering memperlihatkan perilaku yang kurang sesuai di tempat umum. Apa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mengatasi perilaku ini?

Desi Hariana | 14 Maret 2023

ABK mungkin sesekali akan memperlihatkan sikap kurang sesuai, seperti berteriak, agresif, emosional, atau bahkan melakukan sesuatu yang bersifat seksual. Yang sering kali memusingkan orang tua adalah jika perilaku tersebut dilakukan di depan orang lain atau di tempat umum, serta anak sulit ditenangkan. Ketahuilah cara mengatasi perilaku ABK yang kurang sesuai di tempat umum.

Beberapa alasan mengapa anak berprilaku kurang sesuai

Munculnya perilaku yang kurang sesuai sering kali disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

1. Kecemasan. Sering kali kita berpikir anak yang pencemas itu lebih pendiam atau menempel pada orangtuanya, namun kadang anak yang merasa cemas justru bertingkah secara berlebihan.

2. ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Anak dengan ADHD sulit untuk mempertahankan fokus pada apa yang dilakukan. Mereka dapat mengabaikan instruksi, atau memperlihatkan tantrum ketika diminta melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.

3. Gangguan belajar. Jika anak sering berperilaku tak sesuai di sekolah, misalnya berbuat kehebohan dan kenakalan, perlu diperhatikan apakah anak mengalami gangguan belajar. Perilaku tak sesuai pada anak dengan gangguan belajar biasanya muncul dari rasa frustrasi.

4. Masalah sensori. Anak dengan gangguan sensori sering kali memperlihatkan perilaku yang ekstrem dan memusingkan orang dewasa. Mereka juga pada umumnya akan mudah marah jika ada perubahan terjadi dalam rutinitasnya.

5. Depresi. Anak yang sering memperlihatkan tantrum kemungkinan mengalami gangguan DMDD (disruptive, mood, dysregulation disorder). Mereka cenderung memiliki sudut pandang negatif dan mudah meledak untuk masalah kecil.

6. ASD (autism spectrum disorder). Anak dengan ASD mudah mengalami ‘meltdown’ atau menunjukkan emosi yang berlebihan. Salah satunya akibat sulit menyampaikan apa yang mereka inginkan karena hambatan komunikasi.

7. Trauma. Anak yang pernah mengalami perilaku abusif dari orang lain sering kali sulit untuk mengatur emosi yang kuat. Anak juga sering merasa takut bahwa orang lain akan berbuat jahat padanya, sehingga ia jadi mudah rewel atau mengamuk.

Perilaku seksual di depan umum

ABK pun memiliki dorongan untuk mengeksplorasi tubuh mereka sendiri, apalagi jika sudah memasuki masa pubertas. Bahkan anak yang bukan termasuk ABK juga kadang melakukannya karena rasa penasaran. Beberapa perilaku seksual yang biasanya dilakukan anak usia 2-6 tahun dan masih dianggap normal (meskipun tetap harus diberi penjelasan dan dilarang untuk dilakukan):

  • Menyentuh kemaluannya.
  • Memandang atau menyentuh alat kelamin saudara atau temannya.
  • Memperlihatkan alat kelaminnya pada orang lain.
  • Berdiri atau duduk terlalu dekat dengan orang lain.
  • Berusaha untuk mengintip orang dewasa yang telanjang.

Hati-hati jika jika perilaku seksual anak menunjukkan kecenderungan:

  • Frekuensi yang semakin sering dan tak bisa dialihkan.
  • Masalah emosional, rasa sakit pada diri sendiri.
  • Agresivitas secara fisik, misalnya memaksa orang lain.
  • Simulasi hubungan intim.

Sebaiknya ayah atau ibu berdiskusi dengan psikolog anak untuk menemukan cara terbaik agar anak teralihkan dari perilaku ini.

Mendisiplinkan anak di tempat umum

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendisiplinkan anak di tempat umum, antara lain:

1. Gunakan gaya otoritatif yang tegas namun tetap tenang. Jangan terpengaruh dengan ‘pertunjukan’ emosi yang diperlihatkan anak.

2. Katakan apa yang Anda harapkan dari anak dengan jelas. Misalnya, “Mama ingin kamu masuk ke dalam mobil, sekarang juga.”

3. Menghindari masalah sebelum terjadi. Mengantisipasi munculnya masalah perilaku anak akan lebih baik dibandingkan menunggu hingga hal tersebut terjadi. Hindari hal-hal yang dapat membuat anak mengamuk atau menunjukkan emosi yang berlebihan.

4. Perhatikan kebutuhannya. Jika anak menunjukkan emosi karena ada sesuatu yang tidak tersampaikan, cari tahu apa penyebabnya. Misalnya anak mengamuk karena ia merasa haus atau ingin memeluk bonekanya, segera berikan apa yang dibutuhkannya.

5. Bersikap konsisten. Ayah dan ibu juga perlu bekerja sama agar memiliki ‘suara’ yang sama. Sehingga anak juga tidak akan merasa kebingungan.

Mengatasi perilaku ABK yang tidak sesuai dengan cara yang efektif, akan memudahkan Anda dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai orang tua.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan