ANAKKU SPESIAL

Hal yang Membuat Ekolalia Perlu Diwaspadai

Anak mengulang kata-kata atau ekolalia sebenarnya merupakan bagian dari perkembangan keterampilan bahasanya. Namun hendaknya orang tua tetap perlu berhati-hati, ada beberapa hal yang membuat ekolalia perlu diwaspadai.

Desi Hariana | 22 November 2022

Ekolalia berasal dari Bahasa Yunani ‘echo’ dan ‘lalia’, yang berarti mengulang ucapan. Ekolalia ini dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Perilaku yang diperlihatkan adalah mengulang kata-kata, kalimat, atau suara yang didengar dari sekitarnya. Bisa orang atau dari media seperti tayangan televisi.

Anak-anak pada umumnya melakukan ekolalia saat ia baru belajar bicara. Ini merupakan cara mereka untuk mengasah kemampuan pengucapan maupun menambah kosa kata. Tapi jika anak di atas 3 tahun masih melakukannya, ini termasuk hal yang membuat ekolalia perlu diwaspadai

Penyebab ekolalia

Ekolalia pada anak di atas 3 tahun dapat merupakan tanda dari ASD (autism spectrum disorder) atau disabilitas komunikasi. Hal ini terjadi karena anak dengan gangguan autisme atau komunikasi membutuhkan waktu lebih untuk memproses dunia di sekeliling mereka. Membuat mereka harus meniru dan mengulang suara atau kata-kata yang didengar.

Orang dewasa pun dapat mengalami ekolalia, penyebabnya mulai dari afasia, radang otak, hingga gangguan saraf. Beberapa orang juga dapat mengalami ekolalia ketika merasa stres atau cemas yang berlebihan. Ekolalia pada seseorang dapat membuat mereka memilih tidak bicara karena merasa sulit mengungkapkan pikiran atau perasaan.

Gejala dan jenis ekolalia

Mengulang kata, frasa, atau suara yang didengar merupakan gejala utama ekolalia. Berdasarkan waktunya, ekolalia terbagi dua jenis:

  • Ekolalia langsung (immediate). Anak mengulang kata atau suara secara langsung atau hanya berjeda sejenak dari kata atau suara yang pertama kali didengarnya.
  • Ekolalia tertunda (delayed). Pengulangan yang terjadi biasanya berjarak cukup lama, bisa hitungan jam atau hari sejak pertama kali anak mendengar kata atau suara tersebut. Hal yang membuat ekolalia perlu diwaspadai pada jenis ini karena paling sering ditemukan pada anak dengan autisme.

Ekolalia yang dilakukan dapat benar-benar sama persis dengan kata atau suara yang didengar, atau mengalami improvisasi.

Berdasarkan fungsinya, ekolalia dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:

  • Ekolalia interaktif (fungsional). Ekolalia yang dilakukan merupakan hasil usaha untuk melakukan interaksi atau untuk berkomunikasi dengan orang lain. Yang termasuk ke dalam ekolalia jenis ini adalah penggunaan frasa dari apa yang ia dengar untuk menjawab pertanyaan, menyanyikan jingle iklan makanan saat ingin makan makanan tertentu, atau meminta sesuatu dengan menggunakan frasa yang ia dengar walaupun kurang tepat.
  • Ekolalia non-interaktif. Mengulang kata atau suara untuk kesenangan pribadi, bukan untuk berkomunikasi. Misalnya anak menyanyikan atau menggumamkan sesuatu sambil menggambar, tiba-tiba mengatakan sesuatu atau mengeluarkan suara saat melihat benda atau gambar tertentu, mengulang-ngulang perkataan sebelum benar-benar mengatakannya, dan sebagainya.

Mengatasi ekolalia

Seorang ahli seperti dokter atau psikolog anak dapat mendiagnosis ekolalia melalui percakapan dengan anak. Contohnya ketika anak terlihat mengalami kesulitan untuk mengatakan sesuatu di luar pengulangan. Beberapa anak dengan autisme secara berkala menjalani tes ekolalia saat mengikuti terapi wicara. Hal yang membuat ekolalia perlu diwaspadai jika derajatnya sudah masuk dalam kategori berat, karena penanganannya pun akan lebih sulit.

Ekolalia dapat diatasi dengan cara melakukan terapi wicara. Sebuah intervensi perilaku yang disebut ‘cues-pause-point’ dapat diterapkan pada kondisi ekolalia sedang. Dalam penanganannya, anak diminta menjawab pertanyaan dengan benar namun mengikuti arahan dari terapis. Ia juga dapat dibantu dengan kartu yang berisi petunjuk jawaban yang benar.

Pemberian obat-obatan juga dapat diberikan oleh dokter bagi anak yang mengalami kondisi stres dan cemas. Walaupun tidak menyembuhkan kondisi ekolalia yang dialami, namun dapat menenangkan anak sehingga mengurangi ekolalia yang dilakukan.

Orang tua dan pengasuh anak juga dapat membantu di rumah dengan melakukan beberapa teknik berkomunikasi dengan anak. Mendorong anak untuk menggunakan kosa kata yang mereka miliki, meskipun terbatas, dapat membuat komunikasi yang ia lakukan menjadi lebih efektif.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan