MITOS & FAKTA

Tentang Tinggi Badan Anak

Orang tua mana yang tak ingin melihat anaknya tinggi dengan perawakan yang proporsional? Tinggi badan dipengaruhi oleh beberapa hal. Agar tak terjebak berita yang simpang siur tentang tinggi badan anak, simak dulu artikel ini.

Desi Hariana | 29 Agustus 2020

Orang dengan tinggi badan di atas rata-rata memang memiliki daya tarik sendiri di dalam masyarakat kita. Itu sebabnya, banyak orangtua berusaha agar anak mereka dapat memiliki tinggi badan di atas rata-rata (atau setidaknya lebih tinggi dari orang tua mereka) sejak dini. Namun demikian, waspadalah pada jebakan beberapa mitos yang beredar tentang tinggi badan anak. 

Mitos 1. Anak berhenti tumbuh saat memasuki usia pubertas
Faktanya: Selama tubuh masih menghasilkan hormon pertumbuhan, anak akan terus mengalami pertumbuhan. Banyak orang tua yang merasa khawatir ketika anak perempuan mereka mengalami menstruasi, seakan itu pertanda pertumbuhannya terhenti. Pada dasarnya, menstruasi tak memengaruhi pertumbuhan tinggi anak perempuan.

Mitos 2. Banyak minum susu akan membuat anak lebih cepat tinggi
Faktanya: Susu memang penting untuk memelihara kesehatan tulang karena kaya akan vitamin D dan kalsium. Namun jika ingin anak Anda lebih lebih cepat tinggi, berilah ia sayuran hijau seperti brokoli, kol, telur, kacang-kacangan, kedelai, dan ikan yang memiliki nutrisi untuk meningkatkan pertumbuhan tubuh anak.

Mitos 3. Tinggi anak sangat tergantung pada tinggi orang tuanya
Faktanya: Hal ini mungkin ada benarnya bahwa manusia memang tergantung pada struktur genetik yang diturunkan oleh orang tua mereka. Bahkan para ahli memberikan rumus menghitung kemungkinan tinggi anak dengan cara berikut:
1. Anak laki-laki: Jumlahkan tinggi ayah dan ibu, tambahkan 13 cm lalu dibagi dua. 
2. Anak perempuan: Jumlahkan tinggi ayah dan ibu, kurangi 13 cm lalu dibagi dua. 

Namun demikian, tinggi badan anak ketika dewasa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik. Gaya hidup juga berperan penting, misalnya selalu berusaha hidup sehat dan aktif, tidur yang cukup, menjaga postur yang tegap, makan makanan sehat, dan menjaga keseimbangan hormonal.

Mitos 4. Olahraga secara teratur akan membantu pertambahan tinggi anak
Faktanya: Apapun alasannya, melakukan olahraga merupakan bagian dari gaya hidup sehat yang mesti kita jaga. Banyak orangtua yang menyarankan anak untuk main bola basket atau berenang untuk menambah tinggi mereka. Intinya, berolahraga dapat merangsang hormon pertumbuhan. Jadi olahraga apapun baik untuk anak. Selain itu, olahraga juga memperbaiki postur tubuh anak, dengan sendirinya orangtua akan melihat anak semakin tinggi dengan perbaikan postur tersebut.

Mitos 5. Minum kopi dapat membuat anak pendek
Faktanya: Tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan pernyataan tersebut. Namun sebaiknya anak (terutama remaja) tidak dibiarkan minum kopi terlalu banyak karena akan mengganggu porsi tidur mereka. Sedangkan tidur yang cukup adalah salah satu ‘resep’ untuk pertumbuhan tinggi anak yang optimal. Menurut American Academy of Pediatrics, anak di bawah 18 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi kopi lebih dari 100 mg (secangkir kecil) setiap harinya.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan