KESEHATAN ANAK

Stimulasi Bayi Sejak dalam Kandungan

Inti dari stimulasi bayi sejak dalam kandungan adalah mengoptimalisasi tumbuh kembangnya sejak dini. Rahim ibu adalah ‘tempat tinggal pertama bayi’, apa yang terjadi di sekitar ibu secara tak langsung juga akan memengaruhinya.

dr. Boy Abidin, Sp.OG | 29 Maret 2021

Banyak ahli pada awalnya sangsi apakah berkomunikasi dengan janin bisa memengaruhi tumbuh kembangnya. Namun beberapa penelitian memperlihatkan ibu yang biasa berkomunikasi dengan janinnya, setelah Si Kecil lahir, Ibu pun akan senang berkomunikasi dengan bayinya. Efeknya, usia anak bicara lebih cepat, pertumbuhan lebih baik, dan ikatan (bonding) antara bayi-ibu juga lebih kuat. 

Secara tak langsung, saat ibu berbicara dengan janin dalam kandungannya, iamenunjukkan penerimaan dan kasih sayangnya, sehingga membentuk suasana positif yang kondusif bagi tumbuh kembang optimal janin. Suasana positif ini juga mempermudah ibu untuk mempersiapkan persalinan, dan biasanya ibu akan lebih mudah bersalin. 

Suatu penelitian lain di Bangkok memberikan hasil bahwa stimulasi sejak usia janin 12 minggu memiliki dampak positif terhadap perkembangan fisik, mental, dan emosional bayi. Mereka menunjukkan berat badan lebih baik, perkembangan motorik dan bahasa lebih cepat, dan menjadi bayi yang mudah bergaul (ramah). 

Musik sejak dalam kandungan

Penelitian pada 200-an ibu hamil yang rutin mengontrol kandungannya, mereka diminta untuk bersantai sambil mendengarkan musik. Hasilnya menunjukkan bahwa musik dapat memengaruhi denyut jantung baik ibu maupun janin. Begitu juga, dengan anggapan bahwa organ pendengaran bayi paling cepat berkembang, para ahli berkesimpulan bahwa musik dapat memengaruhi janin. 

Penelitian lain menunjukkan bahwa suara ibu ternyata memiliki peran yang sama dengan musik dalam memengaruhi denyut jantung janin. Dengan mendengarkan denyut jantung janin, para ahli bisa melihat adanya perubahan perilaku bila mendengarkan stimulasi suara atau musik. Namun apakah ini berperan secara klinis hingga dapat menyebabkan perubahan kesehatan bayi masih belum dapat disimpulkan. 

Suara bising vs perkembangan janin

Organ pendengaran berkembang sempurna kala usia kehamilan 24 minggu. Ultrasonografi menunjukkan bayi mengedip atau bergerak bila ada stimulasi getaran dan suara, dan pertama kali terdeteksi pada usia 24-25 bulan. Respons ini menjadi lebih konsisten setelah ia berusia lebih dari 28 minggu, menunjukkan saat ini bayi telah memiliki tingkat pendengaran dan fungsi otak yang lebih tinggi. Semakin besar janin, ia akan makin sensitif terhadap suara dan mulai dapat ‘terganggu’ dengan suara keras. 

Suatu penelitian menunjukkan bayi yang memiliki tuli frekuensi tinggi berhubungan dengan ibu yang bekerja pada rentang kebisingan (noise) 85-95 desiBel selama kehamilan. Meskipun penelitian lanjutan tetap diperlukan untuk menguatkan bukti ini. Penelitian pada monyet yang sengaja dibuat terpapar noise menunjukkan bayinya memiliki perubahan perilaku sosial dan kadar hormon kortisol serta kortikotropin yang lebih tinggi. Noise juga ternyata berisiko untuk meningkatkan risiko persalinan prematur dan berat badan lahir rendah. 

Berikuan stimulasi dengan volume yang pas

Disarankan untuk mendengarkan musik dengan suara yang pas untuk Anda. Hati-hati menempelkan headphones di perut dengan volume terlalu keras, karena dapat menyebabkan overstimulasi. American Academy of Pediatrics memberikan acuan 65 desibel sebagai batas suara yang bisa menyakitkan atau mengagetkan bayi. Bila ibu telah lama tidak mendengar musik, volume di bawah 50 desibel sudah cukup untuk menstimulasi bayi. 

Pada prinsipnya, bila ibu ingin menstimulasi bayi dengan musik, jangan terlalu berlebihan. Kuncinya adalah dengan atau tanpa musik, ibu membangun komunikasi positif dan berbahagia dengan calon bayi. Sikap positif ini akan menjadi stimulasi mendasar untuk tumbuh kembang optimal.

Jadi, sudah jelas bahwa stimulasi janin sejak dalam kandungan memang baik untuk dilakukan. Selain memperkuat bonding ibu dan calon bayinya, juga membuat janin merasa ‘diterima’ sehingga mendorong pertumbuhan dan perkembangannya.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Selanjutnya

Anak dengan Asperger

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan