KESEHATAN ANAK

Mewaspadai Memar di Tubuh Anak

Anak yang berada di masa eksploratif biasanya akrab dengan memar. Namun kita perlu mewaspadai memar di tubuh anak jika sering terjadi atau tanpa benturan apapun sebelumnya.

Desi Hariana | 14 April 2022

Memar memang sering membuat orangtua merasa khawatir. Sebenarnya memar akibat benturan ringan pada anak tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya. Meskipun demikian, beberapa penyakit serius juga dapat menimbulkan gejala memar. Apa yang perlu diperhatikan pada memar di tubuh anak dan apa saja kemungkinan penyakit atau gangguan dengan gejala memar? Mari kita cari tahu bersama.

Apa yang dimaksud dengan memar?

Memar (ecchymosis) terjadi kala pembuluh darah halus (kapiler) di bawah kulit pecah sehingga menyebabkan area di sekitarnya mengalami perdarahan. Kulit di area yang memar juga akan berubah-ubah warna dan itu wajar. Hal ini diakibatkan darah merah yang terpecah menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna kuning/ hijau. Normalnya memar akan hilang dengan sendirinya dalam jangka waktu satu hingga dua minggu.

Akibat anak yang sedang senang-senangnya bergerak, memang sulit untuk menghindarkan anak secara total dari kemungkinan memar. Anak yang lebih kecil biasanya mengalami memar karena terjatuh, tersandung, atau terantuk akibat keseimbangan mereka yang belum baik. Anda dapat membantu menghindari memar dengan memastikan area anak beraktivitas cukup aman. Sedangkan anak yang lebih besar umumnya mengalami memar karena berolahraga atau bermain.

Mengatasi memar

Memar akibat benturan juga dapat mengakibatkan bengkak, namun tidak begitu sulit untuk mengatasinya. Beberapa cara berikut ini dapat dilakukan oleh orangtua saat anak terbentur atau memar:

  • Kompres dingin. Berikan kompres dingin di area yang terkena benturan atau memar. Beri lapisan kain agar kompres tidak langsung terkena kulit. Biarkan selama 20 menit, angkat sebentar, lalu kompres kembali.
  • Mengangkat anggota tubuh. Jika tangan atau kaki yang terkena benturan atau memar, posisikan anggota tubuh lebih tinggi dengan bantuan kursi atau bantal. Lalu beri kompres dingin hingga bengkak berkurang.
  • Obat pereda sakit. Jika memar terasa sakit, anak bisa diberi obat pereda sakit dan antiinflamasi seperti parasetamol atau ibuprofen khusus anak sesuai petunjuk.

Apabila memar terjadi bukan akibat benturan

Jika anak terlalu sering mengalami memar atau punya riwayat kelainan darah dalam keluarga, waspadalah terhadap memar pada tubuh anak. Beberapa penyakit atau gangguan berikut memiliki gejala mudah memar di tubuh:

  • Hemofilia. Penyakit genetik ini menyebabkan darah sulit membeku ketika terjadi perdarahan, sehingga mudah mengalami memar. Kondisi ini serius, tak ada obatnya namun tetap dapat dikontrol.
  • Penyakit Von Willebrand. Penyakit yang diakibatkan mutase genetik ini terjadi saat tubuh anak kekurangan protein yang disebut VFW (Von Willebrand factor). Protein ini berfungsi membantu pembekuan darah.
  • Jumlah platelet darah (sel darah yang berkumpul untuk menghentikan perdarahan) dalam tubuh tidak cukup/rendah. Kondisi ini biasanya terjadi akibat paparan kemoterapi, radiasi, atau zat kimia beracun seperti yang dialami para penderita leukemia, sirosis hati, anemia aplasti, atau mielodisplasia (sel darah yang diproduksi sumsum tulang tidak terbentuk dengan baik).
  • Sindroma Cushing. Dikenal juga sebagai hiperkortisolisme dimana tingkat hormon kortisol dalam tubuh terlalu tinggi.
  • Sindroma Ehlers-Danlos. Sindroma yang menyebabkan jaringan konektif seperti kulit, dinding pembuluh darah, dan persendian menjadi lebih rapuh dan membuat penderitanya mudah mengalami memar.
  • Defisiensi vitamin yang membantu pembekuan darah. Contohnya vitamin K dan vitamin C. Itu sebabnya memar juga dapat menjadi pertanda anak kekurangan gizi.

Jika Anda mencurigai adanya memar di tubuh anak yang bukan disebabkan benturan atau tidak bisa dijelaskan, sebaiknya segera periksakan Si Kecil ke dokter anak.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan