PSIKOLOGI ANAK

Mengoptimalkan Konsentrasi dan Memori Anak

Konsentrasi dan memori adalah dua hal yang sangat penting dalam proses belajar anak. Berikut adalah beberapa cara untuk mengoptimalkan konsentrasi dan memori anak.

Evi Junita, M.Psi | 7 Februari 2021

Si Kecil sebenarnya sudah belajar sejak mereka dalam kandungan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nadja Reissland, dkk., ‘belajar’ didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi dan membedakan stimulus dari luar tubuh ibu, seperti sentuhan atau suara ibu.

Proses belajar sesuai tahapan usia

Papalia (2010) pernah melakukan penelitian terkait dengan proses belajar pada anak dengan usia bervariasi. Pada setiap tahapan usia, makna belajar memiliki definisi yang berbeda, yaitu sebagai berikut:

  • Usia 0–6 bulan, bayi belajar dengan memerhatikan dan melakukan. Proses eksplorasi dan coba-coba sangat penting di usia ini.
  • Usia 6–18 bulan, proses belajar lebih banyak berpusat pada kemampuan bergerak dan berjalan. Bayi akan bergerak ke berbagai arah, kadang diam dan memerhatikan detil dari benda-benda atau situasi di sekitarnya.
  • Usia 19–36 bulan, berbagai stimulasi fisik bertujuan menyiapkan keterampilan menulis dan membaca anak. Di usia ini, atensi dan konsentrasi mulai dibutuhkan. Rentang konsentrasi anak baru sekitar 5 menit per aktivitas. Tidak disarankan untuk memintanya berkonsenrasi setara dengan anak usia sekolah, karena dapat menyebabkan konsentrasi dan memori anak justru menurun dan malah menolak belajar.
  • Usia 37 bulan, anak sudah memiliki daya konsentrasi yang lebih kuat dan dapat mulai diperkenalkan pada huruf dan angka.

Kemampuan konsentrasi dan memori anak

Saat mengoptimalkan konsentrasi dan memori anak, kita perlu mengobservasi terlebih dahulu seberapa jauh kemampuan yang mereka miliki. Umumnya, anak-anak usia di bawah 6 tahun telah memiliki kemampuan konsentrasi dan memori sebagai berikut:

Anak usia 0–3 tahun

  • Mereka mulai tertarik untuk mendengar suara di sekitarnya, melihat, atau mengambil benda-benda yang terlihat. Anak memiliki kecenderungan senang mengamati benda satu per satu, selama 30 detik per benda.
  • Jarak pandang anak dalam mengamati sesuatu idealnya 20cm, di mana ia dapat memfokuskan konsentrasinya untuk memahami apa yang ia lihat.

Anak Usia 3–6 tahun

  • Mampu menggunakan benda sesuai dengan fungsinya. Misalnya menggunakan gayung untuk mengambil air.
  • Menyelesaikan suatu aktivitas sebelum memulai aktivitas yang lain. Misalnya membereskan mainan sebelum makan.
  • Mampu melakukan sesuatu berdasarkan arahan yang diberikan. Contohnya menyimpan sepatu di rak sepatu.
  • Anak mampu membedakan kapan waktu istirahat dan waktu bermain. Sehingga ia bisa memanfaatkannya dengan baik.

Cara mengoptimalkan konsentrasi dan memori anak

Berikut adalah beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh orang tua untuk membantu mengoptimalkan konsentrasi dan memori anak:

  • Posisi tubuh. Posisi tubuh akan memengaruhi pola pernapasan dan aliran oksigen yang masuk ke otak. Hal inilah yang pada akhirnya memengaruhi kemampuan anak berkonsentrasi dan mengingat/menghapal.
  • Waktu. Biasakan anak cukup istirahat, termasuk tidur siang dan malam.
  • Suara/tingkat kebisingan suara. Biasakan anak di bawah usia 3 tahun, belajar di ruangan tenang. Secara bertahap tambahkan distraksi suara, sehingga di usia sekolah ia terbiasa dengan suasana yang ramai.
  • Kebiasaan membaca. Perkenalkan buku sejak dini kepada anak. Mulailah dengan buku bergambar untuk usia 0-6 bulan. Selanjutnya buku dengan satu gambar dan satu kalimat di setiap halaman, dan seterusnya.
  • Permainan. Jangan terlalu dini mengenalkan permainan elektronik. Lebih baik beri permainan edukatif seperti puzzle, permainan mengelompokkan dan menghitung balok warna-warni, dan sebagainya.
  • Kebutuhan dasar. Nutrisi yang seimbang dan kasih sayang orang tua adalah faktor penting agar proses belajar Si Kecil dapat berlangsung optimal. Berikan Si Kecil nutrisi yang tepat sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya.
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan