PSIKOLOGI ANAK

Ketika Tak Ada ART di Rumah

Keberadaan asisten rumah tangga (ART) amat membantu, ketika tak ada ART di rumah sudah pasti ibu kerepotan. Keterlibatan anak dalam tugas domestik selain meringankan beban ibu juga melatih anak untuk bertanggung jawab.

Rima Olivia, M.Psi. | 7 Januari 2021

Semenjak pandemi COVID-19, asisten rumah tangga (ART) berpamitan pulang  dan tak kembali. Tak ada lagi yang membantu ibu mengerjakan tugas rumah tangga. Mungkin bisa saja ibu mencari ART baru, namun pertimbangan risiko penularan dan sebagainya diputuskan untuk mengurungkan niat tersebut. Sisi positifnya, ibu berharap ini saatnya melatih anak mandiri dalam kesehariannya.

Memperkenalkan anak akan tanggung jawab

Ketika tak ada ART di rumah beban tugas rumah tangga seringkali jatuh pada ibu, mulai dari merapikan rumah, memasak, mencuci, dan menyerika baju. Meskipun ayah kadang kala turun tangan untuk membantu, namun tugas ibu lebih banyak.

Untuk meringankan tugas ibu ketika tak ada ART di rumah, keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat diperlukan. Ini akan menjadi momen yang tepat untuk mulai mengenalkan anak pada tugas-tugas domestik. Ibu bisa mulai dengan mengajaknya mengerjakan tugas-tugas ringan seperti menyapu atau merapikan kamar anak sendiri. Pengenalan tugas semacam ini selain meringankan tugas ibu, juga memberi manfaat yang baik pada pengembangan kepribadian anak.

Tentang keterlibatan anak pada tugas domestik di rumah, seorang profesor emeritus bidang pendidikan keluarga, Marty Rossmann, mengungkapkan bahwa keterlibatan anak sejak dini akan memberi efek positif pada kehidupan anak di masa datang. Dengan melibatkan anak dalam tugas domestik maka secara tidak langsung orang tua telah memperkenalkan arti tanggung jawab, kompetensi diri, kemandirian (self-reliance), dan harga diri (self-worth) pada anak. Untuk mendukung hal tersebut orang tua perlu memberi contoh berbagai tugas yang akan dikerjakan anak, karena anak lebih mudah menyerap sebuah pelajaran melalui contoh.

Sesuaikan tugas dengan usia anak

Pemberian tugas domestik pada anak perlu disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuannya. Ibu tak perlu berlebihan dalam membebankan sebuah tugas. Hal yang perlu dicatat, pemberian tugas perlu didiskusikan dengan anak terkait jadwal pengerjaannya. Ibu dan anak bisa memulai dengan membuat jadwal tugas yang ditulis dan ditempelkan di ruang keluarga.

Tugas yang diberikan kepada anak sebaiknya disesuaikan dengan usianya. Misalnya untuk anak usia 2-3 tahun ibu bisa memberikan tugas membereskan mainan, memasukkan pakaian kotor ke dalam keranjang, atau menumpuk buku. Anak usia 4-5 tahun merapikan tempat tidurnya, membuang sampah di tempatnya atau membersihkan meja makan. Anak yang lebih besar sudah cukup terampil menyapu dan mengepel lantai, membantu ibu memasak, atau mencuci piring. Semakin besar usia anak, maka semakin banyak pula yang bisa dilakukan anak.

Dengan mengerjakan tugas domestik anak menjadi terlatih untuk lebih mandiri dan bisa menyelesaikannya secara lebih cepat. Jangan lupa saat anak mengerjakan tugasnya beri ia pujian. “Coba lihat lantai rumah kita jadi bersih setelah Ade membersihkannya. Terima kasih ya De.”

Masih ada satu tugas ibu yakni mengawasi dan memberi arahan pada anak agar bisa mengerjakan tugas-tugasnya secara baik dan bukan sekadar asal selesai.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan