KESEHATAN ANAK

Ngemil Bermanfaat untuk Anak

Sering dianggap berkontribusi pada kegemukan, padahal sebenarnya ngemil bermanfaat untuk anak.

Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) | 7 Januari 2021

Anak sudah makan tapi sepertinya mereka masih saja ingin ngemil (snacking). Selesai bermain atau pun selesai belajar anak-anak suka menghampiri meja makan atau pun membuka kulkas. Ada cake mereka ambil, ada puding langsung dipotong dan masuk ke mulut mereka. Usia anak-anak memang senang-senangnya ngemil. Ini hal yang wajar karena di usia yang masih bertumbuh kembang ngemil bermanfaat untuk anak dalam memberi asupan dan kalori serta menyediakan energi untuk mereka beraktivitas.

Manfaat ngemil

Anak ngemil di luar jam makan pada dasarnya bukan hal yang patut dipermasalahan apabila yang mereka konsumsi tepat. Kebiasaan ini tak hanya dijumpai di negara berkembang seperti di Indonesia, di negara maju pun terjadi. Dalam suatu penelitian yang dilakukan di beberapa negara seperti halnya di Australia, China, Meksiko, dan AS terkait aktivitas snacking pada anak usia 4-13 tahun didapati hasil bahwa prevalensi tertinggi di Australia dan AS dimana snacking menyumbang sepertiga hingga seperempat dari total asupan energi pada anak.

Ngemil pada anak bukan aktivitas buruk dan tak perlu dihentikan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Infant and Young Children Feeding, aktivitas mengonsumsi makanan ringan atau snacking bermanfaat untuk anak terutama untuk mendukung perkembangan fisiknya. Berikut sisi positif ngemil:

  • mencegah anak lapar bila jam makan masih lama
  • menghadirkan momen menyenangkan bagi anak sehingga merangsang otak untuk mengeluarkan endorfin dan oksitosin yang membuat anak merasa rileks dan bahagia
  • membantu anak untuk fokus pada pelajaran dan pekerjaan rumah
  • pada anak usia 7 bulan hingga 2 tahun bisa membantu menstimulasi perkembangan motorik halus. Melatih koordinasi mata dan tangan
  • saat anak meraih makanan serta memanipulasi tangan untuk menggunakan alat makan sesuai ukuran yang bisa dimasukkan ke dalam mulut.

Ngemil dan kegemukan

Mengingat jumlah camilan yang dikonsumsi meningkat pada saat snacking, banyak orang tua yang mengkhawatirkan bahwa kebiasaan ngemil bisa memicu kegemukan pada anak. Dalam suatu studi yang dilakukan di AS terkait perilaku ngemil dan status berat badan anak. Hasilnya adalah meskipun asupan makanan ringan padat energi dan rendah nutrisi meningkat pada anak-anak hal tersebut tidak lantas berisiko obesitas  pada anak. Jadi dalam hal ini orang tua tak perlu melarang anak.

Yang berkontribusi menyebabkan kegemukan pada anak bukan snacking, namun jenis cemilan yang dikonsumsi anak. Ketika pilihan cemilan memenuhi unsur gizi, rendah gula dan garam maka hal itu tidak akan membuat anak gemuk. Selain itu snacking tidak menyebabkan kegemukan karena pada dasarnya anak memiliki kontrol. Seberapa besarpun konsumsi snacking pada anak mereka pasti akan berhenti ketika merasa kenyang dan bosan.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan