PASANGAN BAHAGIA

Jika Merasa Pasangan Bukan ‘Soulmate’

Sedih rasanya jika dalam hati ada perasaan bahwa pasangan bukan ‘soulmate’. Anda merasa bahwa gara-gara ini, sering terjadi perselisihan dan rasa sakit hati. Bagaimana mengatasi permasalahan ini?

Desi Hariana | 22 September 2022

Sebelum menikah, mungkin Anda orang yang percaya akan menikah dengan belahan jiwa alias ‘soulmate’ Anda. Namun tahukah Anda, banyak pernikahan justru terjadi antara dua orang yang bukan ‘soulmate’. Kenali tanda-tandanya dan apa cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi serta memperkuat hubungan dengan pasangan.

Apa saja tandanya?

Berikut adalah beberapa tanda yang biasanya muncul jika pasangan ternyata bukan ‘soulmate’ Anda:

  1. Sering berselisih untuk hal-hal kecil sekalipun.
  2. Lebih sering menyimpan berbagai hal sendirian.
  3. Memikirkan apa jadinya jika menikahi Si A atau Si B.
  4. Pertengkaran sering berakhir dengan saling berteriak.
  5. Anda mulai mencari alasan untuk tidak menghabiskan waktu bersamanya.
  6. Sama-sama mencari kegiatan lain untuk mengalihkan perhatian.
  7. Tidak sabar terhadap kelakuan pasangan.
  8. Anda lebih mirip seperti pasangan bisnis dibandingkan suami dan istri.

Berusaha memahami pasangan

Sebelum melakukan langkah menjalani sesi konsultasi dengan psikolog pernikahan, Anda dan pasangan dapat melakukan beberapa cara untuk memperbaiki sikap satu sama lain. Salah satunya adalah dengan berusaha memahami pasangan, tentunya hal ini perlu dilakukan oleh kedua belah pihak. Anda dapat berbicara dengan pasangan mengenai hal ini demi kebaikan bersama.

Apa saja yang bisa Anda berdua lakukan?

  • Benar-benar hadir secara fisik maupun jiwa. Jangan memikirkan hal lain saat bersama pasangan.
  • Memahami terlebih dahulu. Jika Anda ingin dimengerti, berarti Anda harus berusaha mengerti pasangan terlebih dahulu.
  • Menghindari sering mengeluh atau bersikap defensif.
  • Bersikap sabar dan tidak mencampuradukkan masalah saat berbicara dengan pasangan.

Menurunkan harapan

Saat sudah menikah, baik suami maupun istri umumnya akan menyadari bahwa hidup ini tak seindah dongeng yang berakhir sesuai kiasan ‘everybody lives happily ever after’. Karena kebahagiaan juga merupakan sesuatu yang harus diusahakan. Kadang dengan menurunkan harapan atau ekspektasi, Anda dapat lebih menikmati kebersamaan dengan pasangan.

Wajar jika Anda mengharapkan pasangan melakukan hal-hal seperti membantu pekerjaan rumah tangga, membantu mengurus anak, memenuhi seluruh kebutuhan rumah tangga, memahami perasaan Anda tanpa harus diberu tahu, dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya, sering kali hal ini tidak realistis jika pasangan orang yang sibuk, punya tanggungan keluarganya sendiri, punya banyak masalah di kantor, dan lain sebagainya.

Jadi, sebenarnya jika Anda merasa pasangan bukan ‘soulmate’, hal ini bukanlah sesuatu yang besar selama Anda dapat berkomunikasi dan berkompromi dengannya. Jika hal-hal tersebut tak dapat diusahakan, maka rumah tangga dapat berujung pada perpisahan. Bersikap positif dengan mengajak pasangan untuk melakukan perubahan akan sangat berarti bagi masa depan Anda sekeluarga.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan