KESEHATAN IBU

Hamil di Atas Usia 35 Tahun

Memang ada risiko yang kerap dikaitkan dengan ibu yang hamil di atas usia 35 tahun tetapi tidak perlu khawatir karena ada upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut.

dr. Adhi Pribadi, Sp.OG(K) | 30 Oktober 2020

Hamil adalah impian para pasangan muda yang ingin segera memiliki momongan. Sayangnya, kadang kehamilan butuh waktu bertahun-tahun, bahkan di usia ibu yang sudah tak muda lagi. Hamil di usia matang atau di atas 35 tahun memerlukan upaya dalam merawat kandungan dengan lebih berhati-hati, untuk menurunkan risiko gangguan kesehatan yang tak diinginkan.

Pertimbangan pada ibu

Setiap kehamilan pasti memiliki risiko, baik pada janin ataupun pada ibu. Risiko tersebut ada yang rendah, sedang, dan tinggi. Pada ibu hamil di atas usia 35 tahun, risiko kehamilan berada dalam kategori tinggi. Seperti terjadinya komplikasi kehamilan maupun persalinan, serta kecacatan pada janin.

Alasannya, ibu hamil di atas usia 35 tahun telah mengalami perubahan yang cukup signifikan, seperti munculnya penyakit degeneratif (proses penuaan) dan penurunan kualitas sel telur yang dihasilkan setiap bulannya. Faktor risiko usia berlaku pula pada pasangan yang dapat mengalami penurunan kualitas sperma.

Pertimbangan pada janin

Berbeda dengan masalah pada ibu, masalah pada janin tidak bergejala dan baru dapat diketahui dalam pemeriksaan dengan pencitraan (USG) atau tes lab. Tak jarang yang terjadi jika pemeriksaan tak rutin dilakukan adalah ibu baru mengetahui ada kecacatan ketika bayi dilahirkan.

Jarangnya pemeriksaan juga dapat memengaruhi keselamatan bayi baru lahir. Jika dokter penolong tidak siap dengan alat bantu saat persalinan tiba, hal ini tentunya dapat membahayakan. Lebih baik jika dokter telah mengetahui kondisi janin sebelumnya sehingga ia lebih siap ketika bayi dilahirkan.

Kecacatan yang dialami oleh janin/ bayi dapat terjadi saat pembuahan, maupun setelahnya. Kecacatan lahir pada bayi bisa terbagi  menjadi 2 macam yaitu kecacatan mayor dan minor. Cacat mayor atau berat adalah kondisi yang dapat mengancam nyawa bayi, misalnya lahir tanpa tulang kepala (anansefal), kelainan jantung, hidrosefalus (kepala berisi cairan sehingga lebih besar dari ukuran normal), dan sebagainya. Sedangkan cacat minor adalah lebih mengarah pada kondisi cacat ringan yang tidak mengancam jiwa bayi, misalnya jumlah kaki dan tangan yang lebih (polidaktili), bibir sumbing, dan lain sebagainya.

Upaya mengurangi risiko

Mengingat risiko yang cukup tinggi untuk ibu hamil di atas usia 35 tahun, maka disarankan untuk benar-benar menjaga kehamilan dengan selalu memantau kehamilan  dan mengikuti berbagai langkah yang disarankan oleh dokter sebagai berikut:

  • Melakukan pemeriksaan rutin guna memastikan bahwa calon ayah dan ibu dalam kondisi sehat.
  • Konsumsi suplemen ibu hamil seperti asam folat sejak sebelum hamil. Zat ini terbukti dapat menurunkan risiko kecacatan pada tabung saraf dan membantu pembentukan sel darah merah.
  • Melakukan penapisan (skrining) kecacatan sesuai jadwal yang diberikan dokter.
  • Pemeriksaan kehamilan (antenatal) yang lebih berkualitas seperti USG, amniosentesis (bila diperlukan).
  • Lakukan pola hidup sehat, jauhi makanan pengawet, pewarna, merokok, minuman keras, obat terlarang dan lain sebagainya.
  • Waspadai infeksi dan polusi di tempat kerja.
  • Selalu berkonsultasi dengan dokter bila harus mengonsumsi obat di saat kehamilan.

Untuk ibu yang berencana untuk hamil di atas usia 35 tahun, jangan pesimis atau khawatir, dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, Anda dapat mengurangi berbagai risiko yang tak diharapkan.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan