KESEHATAN ANAK

Anak Berjalan Diseret

Ketika Anda perhatikan, anak berjalan seperti diseret-seret. Jika hal ini sudah sering terjadi, sebaiknya orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan alasan mengapa anak berjalan diseret.

Desi Hariana | 22 Mei 2023

Anda mungkin termasuk orangtua yang sering kesal jika mellihat anak berjalan diseret, terkesan malas dan bisa merusak sepatu atau sendal yang dipergunakan anak. Namun sebenarnya selain karena kebiasaan buruk, ada juga alasan kesehatan yang menyebabkan anak berjalan diseret, sering juga disebut dengan ‘foot drop’, dan perlu dilakukan penanganan yang tepat agar tidak mengganggu aktivitas anak.

Foot drop, jalan diseret

Foot drop atau drop foot, adalah ketidakmampuan anak untuk mengangkat bagian depan dari telapak kakinya. Hal ini menyebabkan jari-jari kaki seakan diseret di permukaan lantai/tanah, ketika ia berjalan. Untuk mengantisipasi kondisi ini, biasanya anak akan mengangkat lutut lebih tinggi dari normal ketika melangkah, atau mengayunkan tungkai agak jauh ke depan.

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab anak berjalan diseret:

1. Kelumpuhan atau kelemahan otot

Ketika otot kaki atau tungkai tidak berfungsi dengan baik, anak mungkin tak dapat mengangkat kaki sepenuhnya ketika berjalan.

2. Gangguan saraf

Kondisi seperti Cerebral Palsy (CP), stroke, Penyakit Parkinson, atau neuropati perifer dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengontrol gerakan kaki saat berjalan (gait).

3. Masalah ortopedi

Jika anak mengalami masalah struktural pada kaki, seperti kelainan sendi, tulang, atau otot.

4. Efek samping dari alat bantu berjalan

Ada anak-anak yang terpaksa menggunakan alat bantu berjalan seperti belat kaki, decker, tongkat, atau walker. Alat bantu ini sering kali membuat anak sulit mengangkat kaki sepenuhnya kala berjalan.

Kondisi foot drop pada setiap anak belum tentu sama, sehingga penanganannya pun akan berbeda.

Penanganan anak berjalan diseret

Penanganan kondisi anak berjalan diseret tentunya perlu disesuaikan dengan masalah yang mendasarinya. Umumnya kondisi ini dapat ditangani dengan pendekatan medis maupun rehabilitasi, namun hasilnya akan berbeda bagi setiap anak, tergantung pada tingkat keparahannya. Penting untuk berkonsultasi dengan ahli medis (ortopedi) untuk mendapatkan diagnosis yang tepat serta perawatan yang sesuai.

  • Pada kasus kelumpuhan atau kelemahan otot, penanganan dapat dilakukan untuk membantu memperkuat otot dan meningkatkan kontrol motorik melalui fisioterapi. Tindakan invasif (pembedahan) hanya dilakukan apabila ada indikasi untuk memperbaiki kelainan struktural pada kaki anak.
  • Bagi kasus neurologis atau kelainan saraf, perawatan difokuskan pada pengendalian gejala dan untuk memperlambat kemungkinan progresi (kondisi memburuk). Dalam hal ini dapat dilakukan fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi wicara, untuk meningkatkan fungsi motorik dan memaksimalkan kualitas hidup.

Bagi penyebab-penyebab lainnya, dokter juga dapat membantu orangtua untuk menemukan perawatan yang tepat bagi anak.

Mungkinkah akibat kebiasaan buruk?

Lalu, apakah anak berjalan diseret ini mungkin disebabkan oleh kebiasaan buruk anak? Ternyata hal ini dapat saja terjadi, misalnya pola berjalan yang tidak efisien akibat postur tubuh yang salah, kurang latihan fisik, dan lainnya.

Apabila hal ini yang terjadi, anak perlu dilatih untuk mengubah kebiasaannya dengan cara memperbaiki perilaku maupun postur berjalan anak. Fisioterapis atau ahli terapi gerak dapat membantu anak dalam memperbaikinya. Pada beberapa kasus, anak dapat menggunakan alat bantu penyangga kaki (orthosis) atau sol khusus pada sepatu untuk membantu pemulihan dan memperbaiki pola jalan.

Butuh kesabaran dan konsistensi untuk mengatasi kondisi anak berjalan diseret, dengan tentunya juga tetap mengikuti arahan dari ahli medis serta terapis yang melatih anak untuk mengatasi masalahnya.

Referensi:

Tag Terkait
kaki kaki anak tulang
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan