KESEHATAN ANAK

Red Flags Usia 18 Bulan

Senangnya menemani Si Kecil tumbuh, mulai ia bisa tengkurap, mengangkat kepala, merangkak, dan seterusnya. Memasuki usia 18 bulan, kecakapan apa yang tampak ketinggalan? Ayo kita periksa bersama-sama.

Dyah Soekasto | 20 Juni 2022

Ada beberapa catatan penting yang perlu ayah dan ibu perhatikan saat usia anak memasuki 18 bulan. Ini terkait dengan ketertinggalan perkembangan Si Kecil. Apa saja?

  • Tidak mampu menunjukkan benda untuk memberitahu kepada orang lain.
  • Belum bisa berjalan.
  • Tidak mengetahui fungsi benda-benda yang dikenalnya.
  • Tidak mampu meniru orang lain.
  • Perbendaharaan katanya tak bertambah.
  • Tidak mampu mengucapkan minimal 6 kata.
  • Tidak menyadari atau peduli kala pengasuhnya datang dan pergi.
  • Kehilangan keterampilan yang pernah ia miliki.

Jangan tunda lagi, hubungi dokter anak Anda jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan tersebut di atas.

Terkait dengan keterlambatan tersebut, American Academy of Pediatrics (AAP) mengusulkan anak untuk menjalani skrining autisme dan perkembangan secara umum di usia 18 bulan.

Bantu anak belajar dan tumbuh

Anda dapat membantu anak untuk belajar dan bertumbuh. Lakukan stimulasi dengan mengajak anak bicara, menyanyi, dan bermain bersama setiap hari. Berikut adalah beberapa aktivitas yang bisa dinikmati anak usia 18 bulan:

  • Ciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang. Penting bagi orangtua untuk bersikap konsisten, dan ada setiap anak membutuhkan sehingga membuat anak merasa nyaman.
  • Berikan pujian untuk perilaku yang baik dan memberikan sanksi time out pendek untuk perilaku yang buruk.
  • Jelaskan emosi yang ia rasakan. Misalnya dengan berkata: “Adik senang kalau Mama bacakan buku ini.”
  • Ajak anak untuk bermain pura-pura.
  • Ajari anak untuk berempati. Contohnya, ketika melihat temannya bersedih, minta ia untuk memeluk atau menepuk bahu temannya tersebut.
  • Bacakan buku dan bahas ilustrasi yang ada di buku tersebut dengan bahasa sederhana.
  • Tiru kata-kata yang ia sebutkan.
  • Latih anak untuk menggunakan kata-kata yang tepat untuk menunjukkan perasaan dan emosinya.
  • Gunakan frasa sederhana dan jelas saat berbicara dengan anak.
  • Tanyakan pertanyaan yang mudah ia cerna.
  • Sembunyikan benda-benda di bawah selimut atau bantal dan minta ia untuk mencarinya.
  • Bermain balok, bola, puzzle, buku, dan mainan lainnya, serta ajari ia tentang mekanisme aksi reaksi dan cara memecahkan masalah sederhana.
  • Jelaskan nama benda-benda yang ada di gambar dalam buku atau anggota tubuh.
  • Menyediakan mainan yang mendorongnya untuk bermain pura-pura, seperti boneka, atau mainan telepon.
  • Ciptakan area yang aman untuk anak berjalan dan bergerak.
  • Berikan anak mainan yang dapat ia tarik atau dorong dengan aman.
  • Berikan bola yang dapat ia tendang, putar, atau lempar.
  • Latih anak untuk minum dari cangkirnya dan menggunakan sendok. Tidak masalah walaupun masih berantakan.
  • Tiuplah gelembung sabun dan biarkan ia memecahkan gelembung-gelembung tersebut.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan