TIP SERU

Mendukung Anak yang Kompetitif

Ibu atau ayah mungkin senang memiliki anak yang berjiwa kompetitif, Mereka penuh percaya diri dan menganggap segala hal sebagai tantangan yang perlu ‘ditaklukan’. Bagaimana cara agar dapat mendukung anak yang kompetitif secara sehat?

Desi Hariana | 30 November 2021

Anak-anak terlahir dengan karakternya masing-masing. Ada yang berjiwa kompetitif tinggi, ada yang terlihat lebih santai dan tak begitu peduli untuk memenangkan sesuatu. Banyak orang tua yang merasa bahwa jiwa kompetitif anak perlu diredam, padahal hal ini tidak selalu benar. Hanya saja, kita perlu mengarahkannya ke hal yang positif.

Berikut adalah beberapa tipnya:

1. Jadilah contoh terbaik anak

Anak yang kompetitif biasanya punya orang tua yang juga kompetitif. Jika Anda menunjukkan pada anak bagaimana cara berkompetisi secara sehat, ia pun akan mengikuti jejak atau contoh yang Anda tunjukkan.

2. Perkataan Anda juga penting

Saat anak mengikuti kegiatan kompetisi dan berpotensi untuk menang, berhati-hatilah dengan kata-kata yang disampaikan. Daripada mengatakan, “Kamu lebih baik dari peserta lainnya,” atau, “Kamu pasti jadi juara,” sebaiknya katakan hal-hal yang lebih memuji usaha anak, misalnya, “Presentasi yang kamu bawakan tadi bagus sekali,” atau, “Suaramu jauh lebih baik dari sebelumnya.”

3. Waspada jika anak terlihat cemas

Sikap kompetitif kadang memang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan diri. Namun jika anak mulai terlihat tak merasa nyaman dan ingin selalu menang atau unggul dibandingkan yang lain, orangtua perlu melakukan intervensi. Biasanya anak-anak yang terlalu kompetitif akan sering merasa cemas atau tegang setiap akan ujian atau mengikuti sebuah kompetisi.

4. Fokus pada proses, bukan hanya hasil

Anak dengan jiwa kompetitif perlu diberi ruang untuk belajar atau menunjukkan kemampuannya. Anda dapat mendorongnya untuk mengikuti berbagai kegiatan yang ia sukai, misalnya mengikuti olahraga kompetitif, atau les akademik. Namun yang perlu diingat fokuslah pada prosesnya. Bagaimana anak berkembang waktu demi waktu, bukan hanya mendorongnya untuk menjadi yang terbaik.

5. Menang atau kalah itu hal yang biasa

Anak yang punya jiwa kompetitif tinggi biasanya akan merasa lebih ‘down’ saat ia kalah dalam sebuah kompetisi, atau misalnya tak menjadi juara kelas di semester ini. Ajak anak untuk mengapresiasi semua usaha yang telah ia lakukan. Kalah atau menang itu hal yang wajar dalam kehidupan. Hal ini juga mengajarkannya untuk bersikap sportif dan tidak menyalahkan orang lain atau kondisi saat mengalami kegagalan.

Yang paling penting adalah Anda selalu memberi dukungan positif akan apapun hasil yang ia dapat. Berikan pelukan, tepukan di punggung atau bahkan tepuk tangan yang paling meriah bila anak membutuhkannya. Dukungan Anda akan jauh lebih berharga dibandingkan medali atau trofi apapun yang ia dapatkan.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan