LIPUTAN EVENT

Jangan Terbiasa dengan Nyeri Sendi

EVENT VOLTAREN | RS Bethesda, Yogyakarta | 14 Maret 2020

Nyeri sendi adalah hal yang lumrah terjadi. Namun bukan berarti bahwa kita jadi ‘memaksa’ untuk terbiasa dengan nyeri sendi yang dirasakan. Untuk itu, GlaxoSmithKline, melalui salah satu brandnya yaitu Voltaren, menyebarkan informasi pada masyarakat dengan melakukan serial talkshow “Cepat Redakan Nyeri pada Sumbernya”. 

Beda nyeri, beda juga penangannya

Seminar kali ini diadakan di RS Bethesda, Yogyakarta. Diikuti oleh sekitar 100 peserta yang mayoritas berusia di atas 40 tahun, seminar ini pun dibuka oleh Direktur RS Bethesda, Yogyakarta, dr. Purwoadi Sujatno, Sp.PD., MPH. “Nyeri sendi adalah salah satu gangguan yang paling sering ditemukan pada orang dewasa, terutama yang sudah lanjut usia. Oleh karena itu, kami berharap bahwa dengan mengikuti seminar ini, Bapak dan Ibu dapat mengetahui cara yang paling efektif untuk mengatasinya,” ujar dr. Purwoadi.

Seminar pun dimulai dengan presentasi dari narasumber ahli, Dr. dr. Rizaldy T. Pinzon, Sp.S, M.Kes yang menjabarkan mengenai berbagai tingkatan dan jenis nyeri. “Nyeri adalah sebuah respons tubuh terhadap adanya gangguan. Jenis nyeri itu cukup banyak dan cara untuk mengatasinya pun berbeda-beda,” ungkap dr. Rizaldy.

Ada nyeri akut dan kronik yang merupakan pembagian jenis nyeri berdasarkan waktu. Nyeri akut terjadi dalam waktu pendek atau tiba-tiba, contohnya kala terkena cidera atau akibat intervensi pembedahan. Sedangkan nyeri kronik sebenarnya nyeri yang dirasakan sudah lama atau bahkan menahun, biasanya terasa hilang timbul.

Selain itu juga nyeri bisa dibagi lagi menurut penyebabnya. Ada nyeri nosiseptif atau nyeri muskuloskeletal, nyeri ini biasanya berhubungan dengan kerusakan jaringan tubuh, misalnya di tulang, sendi, otot, jaringan ikat, atau kulit. Ada juga nyeri neuropatik yang berhubungan dengan jaringan saraf karena implikasi dari penyakit lain seperti diabetes melitus, herpes zooster, atau HNP (saraf terjepit). Terakhir adalah nyeri psikogenik yang lebih diakibatkan oleh kondisi psikologis.

Kemudian dr. Rizaldy juga menjelaskan mengenai cara mengatasi nyeri sendi. “Nyeri sendi dapat diakibatkan oleh penggunaan yang terlalu sering, bisa juga karena berkurangnya atau hilangnya cairan yang melindungi sendi. Bagaimana cara menangainya tentu harus berdasarkan pemeriksaan secara menyeluruh dan dilihat dari derajat keparahannya juga,” paparnya. Pada dasarnya, dr. Rizaldy ingin semua orang tidak membiasakan diri terhadap nyeri sendi, namun berusaha untuk mencari tahu penyebabnya dan mengikuti anjuran dokter.

Setelah itu, diadakan sesi tanya jawab yang berlangsung seru. Dilanjutkan dengan lomba senam sendi dan kontes edukasi mengenai rasa nyeri. Setelah pengumuman pemenang kontes selfie, kemudian acara pun ditutup. 

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan