KESEHATAN KELUARGA

OCD Bisa Memengaruhi Pikiran dan Tindakan

Bisa terjadi sejak masa kanak-kanak, OCD bisa memengaruhi pikiran dan tindakan anak.

Anissa Aryati | 7 Januari 2021

Sudah mengunci pintu atau mematikan kompor tapi Anda masih merasa belum tenang kalau belum mengecek hingga berkali-kali. Begitu pun ketika menyentuh barang yang dianggap kotor, Anda bisa bolak balik ke wastafel untuk mencuci tangan. Kejadian-kejadian seperti ini lama-lama menjadi kebiasaan yang lumayan melelahkan bagi Anda. Hal ini kadang membuat Anda berpikir apakah mungkin Anda mengalami OCD? Lantas seperti apa gangguan tersebut?

Apa itu OCD?

Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan mental yang mencakup dua hal yaitu obsesi dan kompulsi. Seseorang yang mengalami OCD seringkali merasa tidak berdaya untuk menghentikan apa yang biasa mereka lakukan tersebut. Dilihat dari sisi pengertian obsesi pada OCD merupakan pikiran atau sensasi yang terjadi terus menerus dan kerap menyebabkan kecemasan pada orang yang mengalami gangguan tersebut. Sebagai contoh perasaan takut terkontaminasi kotoran, kesulitan untuk mentoleransi ketidak-pastian dan selalu membutuhkan segala sesuatu yang teratur.

Sementara kompulsi sendiri lebih mewakili tindakan dan perilaku berulang yang membuat Anda merasa terdorong untuk melakukannya. Salah satu tindakan kompulsi adalah mencuci dan membersihkan secara berulang, memeriksa, berhitung dan menyusun secara berkali-kali.

Gangguan OCD pada seseorang bisa terjadi pada salah satunya misalkan pada obsesi atau kompulsif saja. Namun, tak menutup kemungkinan juga terjadi pada keduanya. Apabila memang terjadi bersamaan maka secara sekaligus OCD bisa mempengaruhi pikiran dan tindakan.

Faktor risiko OCD

Hingga kini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan OCD. Namun, faktor risiko yang kerap dikaitkan dengan OCD dapat terjadi apabila :   

  • Seseorang memiliki keluarga baik orang tua atau saudara kandung dengan OCD
  • Memiliki perbedaan fisik di bagian tertentu di otak
  • Sering mengalami depresi ataupun kecemasan
  • Pada anak OCD bisa terjadi setelah mereka mengalami infeksi streptokokus. Hal ini disebut sebagai gangguan neuropsikiatri autoimun pediatric.

Gejala OCD bisa mempengaruhi pikiran dan tindakan biasanya terjadi secara bertahap dan dapat berubah seiring waktu. Kondisi OCD bisa semakin memburuk apabila seseorang mengalami stres atau tekanan tertentu.

Penanganan OCD

OCD bisa dimulai sejak masa kanak-kanak dan bisa terus berlanjut hingga remaja atau dewasa muda. Dengan gejala bervariasi, OCD bisa mempengaruhi pikiran dan tindakan. Tingkat keparahan OCD bisa berubah di sepanjang hidup. Dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa OCD lebih banyak dialami wanita dibanding pria.

Dalam penanganan kasus OCD tidak ada obat tertentu yang direkomendasikan untuk meringankan gangguan ini. Hanya apabila kondisi sudah benar-benar meresahkan dan mengganggu maka seseorang disarankan mencari pertolongan ahli dan menjalani terapi.

Referensi :

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan