KESEHATAN KELUARGA

Manfaat dan Penggunaan Oksimeter

Varian baru dari virus Corona membuat penyakit COVID-19 semakin cepat menyebar. Oksimeter adalah alat yang banyak dibutuhkan bagi mereka yang sedang terkena COVID-19. Apa manfaat dan penggunaan oksimeter yang benar?

Desi Hariana | 9 Juli 2021

Dr. Richard Levitan, MD, seorang dokter spesialis Kegawatdaruratan dari New Hampshire, Amerika Serikat, mengatakan bahwa penggunaan oksimeter jari bagi pasien COVID-19 dapat mengantisipasi kondisi pasien yang mengalami desaturasi oksigen apabila perlu perawatan intensif.

Penggunaan oksimeter pada pasien COVID-19 ini pun semakin penting mengingat banyak terjadi kondisi ‘silent hypoxia’ atau ‘happy hipoxia’, di mana pasien terlihat nyaman-nyaman saja, padahal tubuh sedang mengalami kekurangan oksigen.

Manfaat oksimeter

Manfaat atau kegunaan oksimeter secara garis besarnya adalah untuk mengukur saturasi oksigen di dalam tubuh. Saturasi oksigen adalah jumlah atau tingkat oksigen yang ada di dalam darah. Oksimeter (pulse oximeter) umumnya merupakan tes yang mudah dilakukan dengan hasil yang cukup akurat.

Hasil ‘pembacaan’nya berada dalam kisaran kurang lebih 2% dari kondisi sesungguhnya. Contohnya, jika saturasi oksigen yang terbaca adalah 90%, itu berarti saturasi aslinya berada pada kisaran 88%-92%. Beberapa faktor seperti pergerakan, suhu tubuh, maupun cat kuku dapat mengganggu akurasi. Itu sebabnya saat melakukan pengukuran sebaiknya tangan dalam keadaan bersih dan posisi diam.

Agar sel-sel tubuh dapat berfungsi dengan baik, seharusnya darah kita mengandung oksigen lebih dari 89%. Saturasi oksigen untuk orang sehat umumnya adalah 95% ke atas. Bagi mereka yang mengalami saturasi oksigen di bawah 89% sangat berpotensi mengalami hipoksemia atau kondisi sel-sel tubuh tak dapat menerima oksigen yang cukup. Hal ini tentu saja akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan, bahkan dapat membahayakan nyawa.

Penggunaan oksimeter

Selain pada pasien COVID-19, sebenarnya oksimeter banyak digunakan pada pasien yang memiliki potensi mengalami desaturasi oksigen, seperti pasien:

  • COPD (chronic obstructive, pulmonary disease)
  • asma
  • pneumonia
  • kanker paru
  • anemia
  • gangguan jantung
  • kelainan jantung bawaan
  • Bahkan oksimeter juga sering dipergunakan bagi bayi yang rentan mengalami SIDS (sudden infant death syndrome).

Cara menggunakan oksimeter sangat mudah dan sama sekali tidak sakit. Kita tinggal menekan tombol ‘on’, lalu menjepit salah satu jari tangan dengan oksimeter. Dalam beberapa saat akan muncul dua angka di area display-nya, saturasi oksigen (% Sp02) dan detak jantung per menit (bpmPR). Jika ingin memastikan hasilnya, Anda dapat mengulang prosedur yang sama di jari yang lain.

Jika hasil oksimeter Anda berada di bawah 95%, jangan panik. Panik hanya akan membuat Anda mengalami sesak napas. Lakukan senam pernapasan secara perlahan beberapa kali, lalu hitung kembali saturasinya. Jika tidak ada perubahan, Anda dapat menghirup oksigen terlebih dahulu untuk memperbaiki saturasinya sebelum memutuskan untuk pergi ke IGD.

Semoga informasi tentang manfaat dan penggunaan oksimeter ini dapat membantu Anda saat melakukan isolasi mandiri di rumah. Selain oksimeter, alat yang perlu ada di rumah adalah termometer untuk mengukur suhu tubuh, serta oksigen portabel atau tabung oksigen, jika memiliki penyakit bawaan yang berpotensi menyebabkan saturasi oksigen menurun.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan