KESEHATAN IBU

Jangka Waktu Pemakaian Kontrasepsi Hormonal

Di balik manfaat dan risikonya, jangka waktu pemakaian kontrasepsi hormonal menjadi poin penting dalam mencegah kehamilan dan menjaga kesehatan ibu.

Anissa Aryati | 12 Juli 2021

Menunda kehamilan atau belum mau mempunyai anak lagi menjadi alasan pasangan memutuskan menggunakan kontrasepsi. Kontrasepsi hormonal banyak diminati para ibu karena dianggap mudah dari sisi pemasangan, dan juga ‘lebih nyaman’ dibandingkan pemasangan IUD. Kontrasepsi hormonal juga memiliki tingkat keefektifan yang cukup tinggi dalam mencegah kehamilan.

Cara kerja kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal dibuat menyerupai hormon alami yang diproduksi di dalam tubuh ibu dengan tujuan mencegah ovulasi dengan mengentalkan lendir serviks. Kontrasepsi hormonal mengandung hormon progestin (obat progesteron) yang terkadang disertai juga dengan hormon estrogen. Jika kedua hormon atau salah satunya bekerja dengan baik, maka kehamilan dapat dicegah.

Sama dengan kontrasepsi pada umumnya, kelalaian dalam mengontrol dan mematuhi jadwal penggunaan kontrasepsi hormonal akan memberi celah kehamilan. Dalam penelitian ditemukan bahwa semua pilihan kontrasepsi hormonal 99% akan efektif mencegah kehamilan apabila digunakan sesuai dengan aturan.

Berdasarkan jenis dan jangka waktu pemakaian kontrasepsi hormonal, ada tiga kontrasepsi hormonal yang popular di Indonesia, yaitu:

1. Pil

Kontrasepsi pil sebagian besar terdiri dari kombinasi estrogen dan progestin. Kontrasepsi ini dapat bekerja secara siklis (untuk menghasilkan siklus menstruasi yang teratur) atau terus menerus (siklus menstruasi jadi tidak teratur). Kontrasepsi pil harus diminum setiap hari. Dalam suatu penelitian ditemukan bahwa lebih dari separuh orang yang menggunakan kontrasepsi ini mengalami kegagalan saat lupa meminum pil satu atau lebih setiap bulannya.

2. Suntikan

Kontrasepsi ini berupa suntikan mengandung progestin depot medroxyprogesterone acetate, dan diberikan setiap satu atau tiga bulan. Kontrasepsi suntikan memberi manfaat menurunkan risiko penyakit radang panggul, kanker endometrium dan maupun ovarium. Tapi di balik manfaatnya terdapat sejumlah risiko, mulai dari penambahan berat badan hingga gangguan emosi atau perubahan suasana hati. Efek suntikan dapat menghilang apabila suntikan dihentikan pada saat dijadwalkan dan kesuburan dapat kembali sehingga kehamilan akan sangat mungkin terjadi.

3. Implan

Implan merupakan bentuk kontrasepsi hormonal yang paling efektif dan berbentuk batang tipis yang dimasukkan di bawah kulit di lengan atas. Efektivitas implan berlangsung selama tiga tahun dan harus digantikan dengan implan yang baru apabila masih berminat menggunakan kontrasepsi jenis ini. Implan mengandung progesteron dan tidak mengandung estrogen. Dalam studi penelitian, kurang dari 20 persen orang melepas implan lebih awal karena efek samping.

Kapan harus berhenti?

Kontrasepsi hormonal berupa pil kombinasi estrogen-progestin dan progestin saja dapat dengan aman diminum selama ibu sehat hingga mencapai menopause. Namun, sumber lain menyebutkan bahwa jangka waktu pemakaian kontrasepsi hormonal tidak disarankan melebihi 10 tahun. Mengapa? Karena kontrasepsi hormonal memiliki sifat menginduksi ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, dan hal ini berpengaruh pada kemampuan sel dalam berkembang dan meningkatkan risiko kanker payudara.

Hal yang sangat disarankan bagi perempuan pengguna kontrasepsi hormonal untuk melakukan pemeriksaan USG dan Mammografi secara berkala. Apabila dari hasil pemeriksaan didapati benjolan pada payudara, maka akan diteliti lebih lanjut secara medis dan menentukan penanganan selanjutnya

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan