KESEHATAN KELUARGA

Lindungi Keluarga dari DBD

Waspadalah, wabah Demam Berdarah Dengue merebak lagi. Menjauhkan lingkungan keluarga dari DBD dapat dimulai dari lingkungan terdekat. Ayo, lindungi keluarga dari DBD.

Anissa Aryati | 10 April 2020

Bila COVID-19 baru saja mewabah di seluruh dunia, berbeda halnya dengan DBD yang selama puluhan tahun seakan tak pernah absen muncul di Indonesia. Sebenarnya kita tak perlu heran, karena Indonesia berada di wilayah dengan iklim tropis, tempat yang disukai oleh nyamuk Aedes aegypti (penyebar virus dengue) untuk berkembang biak. 

Data yang dirilis Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa hanya dalam periode 3 bulan, yaitu 1 Januari hingga 4 April 2020, telah tercatat 39.876 kasus DBD di Indonesia, dengan 254 diantaranya berakhir dengan kematian. Apa yang dapat kita lakukan untuk lindungi keluarga dari DBD?

Langkah mengantisipasi DBD

DBD dapat menyerang siapapun, dari anak-anak hingga dewasa. Langkah pertama untuk lindungi keluarga dari DBD adalah mengendalikan area yang berpotensi menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Berikut beberapa caranya:

  • Rajin membersihkan tempat penampungan air, taburkan bubuk abate setidaknya seminggu sekali. Memelihara ikan di kolam dan akuarium untuk mengurangi populasi jentik nyamuk.
  • Gunakan krim anti nyamuk saat hendak tidur, dan kenakan busana tertutup saat hendak keluar rumah untuk menghindari gigitan nyamuk.
  • Nyalakan AC saat di dalam rumah karena hal ini berguna untuk menghindari nyamuk terbang dan mendekat.
  • Jangan biasakan menggantung baju karena akan menjadi area yang menyenangkan bagi nyamuk untuk menempel.
  • Pasang kawat kasa nyamuk pada lubang-lubang ventilasi rumah dan kelambu di tempat tidur agar nyamuk tidak dapat masuk.

Vaksin Dengue

Saat ini, sudah ada vaksin Dengvaxia (CYD-TDV) yang dapat memperkuat daya tahan tubuh terhadap DBD. Namun demikian, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan. Misalnya, vaksin dengue ini efektif untuk usia 9-45 tahun, dan sudah pernah terkena DBD sebelumnya. 

Pertimbangan lainnya, vaksin ini harus diberikan sebanyak tiga kali, dan satu kali penyuntikan harganya cukup tinggi, yaitu sekitar 1 juta rupiah. Konsultasilah ke dokter sebelum memutuskan untuk melakukan vaksinasi dengue.

Bila ada yang sakit 

Demam tinggi, mual, muntah, pusing, ada bintik merah di kulit, adalah beberapa gejala DBD. Jika kita mencurigai ada anggota keluarga yang terkena DBD, segeralah bawa ke dokter untuk pemeriksaan darah. Dalam kondisi seperti saat ini, kala kebanyakan rumah sakit sedang berfokus untuk mengatasi wabah COVID-19, dokter umumnya akan menawarkan pilihan lain selain dirawat inap.

Untuk pasien yang masih berada dalam kondisi ringan dan sedang, kemungkinannya adalah menjalani rawat jalan, dengan syarat, pasien melakukan kontrol dan pengecekan darah secara rutin ke rumah sakit. Sementara untuk pasien DBD yang dalam tahap kritis, seperti kehilangan kesadaran dan mengalami pendarahan hebat, harus segera mendapat perawatan yang intensif di rumah sakit. 

Lindungi keluarga dari DBD, juga tetap waspada akan bahaya penularan penyakit lainnya. Terapkan langkah-langkah pencegahan seperti rajin mencuci tangan dan menerapkan physical distancing kala harus menemani pasien di rumah sakit. 

Referensi :

  • https://www.webmd.com/a-to-z-guides/dengue-fever-reference
  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
  • Infodating, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
  • Journal.ui.ac.id - Perkembangan Mutakhir Vaksi Demam Berdarah Dengue, Hilman Zulkifi Amin, Saleha Sungkar
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan