KESEHATAN ANAK

Kesemutan dan Kebas pada Anak

Anak-anak yang sering berada dalam satu posisi yang sama dalam waktu lama dapat mengalami rasa kesemutan dan kebas di tubuhnya. Apakah hal ini berbahaya?

Desi Hariana | 5 Maret 2024

Ketika kita berada dalam satu posisi untuk jangka waktu lama, kemungkinan kita akan merasa kesemutan atau kebas di bagian tubuh yang tertekuk atau tertekan. Namun pada umumnya begitu kita bergerak atau memperbaiki posisi tubuh, maka rasa kesemutan dan kebas itu akan menghilang sedikit demi sedikit. Namun jika anak sering mengalami kesemutan dan kebas, apakah hal tersebut normal?

Neuropati perifer dan parestesia

Susunan saraf yang ada di tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat dan saraf tepi (perifer). Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan susunan saraf tulang belakang (spinal cord). Susunan saraf tepi mengatur komunikasi antara susunan saraf pusat dengan organ tubuh lainnya.

Gangguan yang muncul pada susunan saraf tepi atau pada komunikasi yang terjadi antara organ tubuh dengan susunan saraf pusat, disebut dengan neuropati perifer.

Sedangkan kesemutan, rasa panas, dingin, nyeri seperti ditusuk-tusuk pada anggota badan disebut parestesia, dan dapat menjadi salah satu gejala neuropati perifer. Biasanya terjadi pada area tangan dan kaki karena ada area saraf yang tertekan. Jika parestesia ini disebabkan oleh posisi tubuh yang salah, dengan mengubah posisi tubuh maka kesemutan dan kebas dapat hilang dengan sendirinya.

Sedangkan jika setelah mengubah posisi tubuh namun kesemutan dan kebas yang dirasakan oleh anak tidak hilang, atau anggota tubuh terasa kebas dan kesemutan meskipun posisi tubuh tak ada yang menyebabkan anggota tubuh tertekan, anak perlu diperiksa lebih lanjut untuk memastikan tidak mengalami penyakit serius.

Tanda-tanda neuropati perifer

Jika ditemukan tanda-tanda neuropati perifer berikut ini pada anak, segeralah bawa ia ke dokter:

  • rasa sakit, panas, atau kesemutan di tangan atau kaki yang sering muncul
  • otot kram atau kedutan
  • kebas atau hilang sensasi di tangan dan kaki.

Yang perlu kita ingat adalah tanda-tanda ini tidak hilang saat kita mengubah posisi tubuh. Beberapa hal yang dapat menyebabkan neuropati perifer antara lain; penyakit autoimun, ketidakseimbangan hormon, kekurangan atau kelebihan mikronutrien, trauma atau cedera otot, atau diabetes.

Tes yang dilakukan pada kasus neuropati perifer

Ada banyak pemeriksaan yang perlu dilakukan pada kasus neuropati perifer pada anak, mulai dari memeriksa riwayat kesehatan anak dan keluarga, gejala yang dirasakan, refleks dan kekuatan otot, postur dan koordinasi tubuh, hingga berbagai tes, seperti:

  • Monofilament test. Mengetes kepekaan kulit menggunakan semacam filamen yang ditempelkan ke kulit.
  • Tes darah. Memastikan apakah anak terpapar racun tertentu.
  • NCS (nerve conduction studies)/ NCV (nerve conduction velocity). Memeriksa kecepatan konduksi impuls listrik pada saraf, untuk memastikan apakah ada kerusakan saraf.
  • EMG (electromyelography). Memasukkan jarum elektroda ke dalam otot untuk merekam aktivitas listrik di otot saat bekerja atau relaks.

Pengobatan neuropati perifer

Tergantung pada penyebabnya, maka pengobatan neuropati perifer pun ada banyak macamnya, seperti:

  • obat-obatan pereda rasa sakit
  • obat antidepresan atau antikejang
  • fisioterapi
  • terapi okupasi
  • olahraga
  • konseling psikologi
  • perubahan gaya hidup
  • terapi pijat
  • stimulasi saraf dengan elektroda
  • operasi.

Neuropati perifer dan parestesia dapat diatasi dengan menemukan penyebab utamanya dan mengatasinya. Namun beberapa gangguan saraf tepi yang berkenaan dengan penyakit yang lebih serius seperti autoimun, membutuhkan penanganan yang lebih lama dan berkelanjutan.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan