KESEHATAN ANAK

Efek Bruksisme pada Gigi Anak

Kebiasaan gigi gemeretuk (bruksisme) saat tidur ternyata dapat mengganggu kesehatan gigi. Apa efek bruksisme pada gigi anak, serta bagaimana penanganannya? Yuk kita simak bersama.

drg. Asmaraningtyas Andini, Sp.KGA | 10 Mei 2021

Bruksisme (bruxism) atau gigi gemeretuk adalah sebuah kondisi yang tidak normal pada rongga mulut ketika kita tidur, seperti clinching (mengatupkan gigi pada rahang atas dan bawah dengan tekanan yang berlebihan), grinding (menggesek gigi geligi antara rahang atas dan bawah), atau bracing (menggemeretukkan gigi). 

Kondisi bruksisme ini ditemukan pada 14% populasi anak. Salah satu efek bruksisme pada gigi anak adalah menyebabkan kerusakan yang dapat bersifat permanen.

Merusak gigi anak
Bruksisme dapat menyebabkan gigi menjadi aus (abrasi), sehingga lebih sensitif dan dapat menimbulkan nyeri otot saat mengunyah. Pada gigi susu, dampak dari bruksisme sering mengenai cups, atau tonjolan mahkota gigi dari gigi taring (caninus) dan cups gigi premolar susu.

Efek negatif bruksisme pada anak ini lebih sering ditemukan pada anak dengan gangguan kognitif dan cerebral palsy. Sayangnya, banyak orang tua yang kurang begitu perhatian terhadap perawatan gigi anak yang mengalami bruksisme. Padahal kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan gigi permanen jika tidak dirawat dengan benar. 

Penyebab bruksisme
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bruksisme, seperti berikut ini: 

  • Faktor lokal, karena adanya ketidaksesuaian gigitan akibat tambalan gigi yang terlalu tinggi.
  • Faktor sistemik, adanya penyakit epilepsi, meningitis dan gangguan pada lambung.
  • Faktor psikologis, pada anak-anak, kondisi psikisnya masing sangat labil sehingga mudah mengalami perubahan karena pengaruh lingkungan. Saat keinginan tak terpuaskan, muncul rasa frustrasi dan marah. Dalam keadaan marah anak akan melampiaskan dengan menggigit sesuatu, sehingga terjadilah bruksisme.
  • Faktor genetik, bruksisme juga dapat diwariskan. Bila orang tua mempunyai kebiasaan tidur dengan gigi gemeretuk, anaknya pun dapat mengalami hal yang sama.  

Perawatan gigi gemeretuk
Karena disebabkan oleh banyak faktor, maka perawatan dan penanggulangan bruksisme juga perlu kerjasama multidisiplin ilmu yaitu spesialis kedokteran gigi anak, dan psikolog. Yang paling penting dalam perawatan ini, anak harus merasa nyaman dan aman.

Untuk menghindari efek bruksisme pada gigi anak, berikut adalah perawatan yang dapat dilakukan:

  • Psikoterapi, ini untuk membantu anak memperbaiki emosi yang tidak stabil. Psikolog dan orang tua bersama-sama menganalisis hal-hal yang menjadi penyebab faktor psikis munculnya bruksisme pada anak.
  • Dokter gigi dapat menghilangkan tonjolan-tonjolan gigi penyebab bruksisme, sehingga bisa menyesuaikan dengan gigitan.
  • Dibuatkan mouth guard atau alat yang dapat menghindarkan terjadinya keausan atau abrasi dengan melindungi permukaan gigi di rahang atas.
  • Jika gigi sudah telanjur aus, dapat dilakukan penambalan, pembuatan jaket, atau mahkota logam.

Walaupun efek bruksisme pada anak memang tidak membahayakan jiwa, namun ada baiknya segera dilakukan penanganan yang tepat demi masa depan anak nanti.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan