OBROLAN SERU

Eco-Enzym: Menyulap Sampah Menjadi Pembersih

Enzim sampah atau dikenal dengan eco-enzym merupakan cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik. Cara pembuatannya relatif mudah dan bisa kita lakukan di rumah.

Dyah Soekasto | 2 September 2021

Berapa banyak sampah yang dihasilkan dari dapur Anda hari ini? Kulit wortel, batang sawi, kulit jeruk, semangka, mangga, batang brokoli, dsb. Bayangkan betapa banyak beban bumi menerima sampah ini? Kondisi inilah yang mendorong pendiri Asosiasi Petani Organik Thailand, Dr. Rosukon Poompanvong untuk menyulap sampah menjadi pembersih. Idenya adalah mengolah sampah organik yang biasa kita buang ke tempat sampah enzim menjadi pembersih organik.

Ramah lingkungan

Kita bisa mengurangi jumlah sampah organik yang menumpuk di tempat pembuangan sampah. Bila sampah organik sampai ke TPA (tempat pembuangan sampah akhir) maka akan mengalami proses dekomposisi anaerobik, sebagian besar menghasilkan metana (gas rumah kaca) yang dapat memerangkap panas jauh lebih banyak daripada karbon dioksida.

Manfaat eco-enzym

Apa fungsi atau manfaat dari enzim sampah? Enzim sampah dapat digunakan sebagai:

  • pembersih lantai alami
  • pembersih dapur
  • cairan pencuci piring
  • pembersih udara
  • pengusir serangga
  • pestisida
  • pupuk organik yang sangat baik
  • pembersih toilet (diencerkan dengan air) dan saluran pembuangan.

Yuk membuat eco-enzym

Alat dan bahan yang Anda butuhkan semua ada di rumah; toples atau wadah plastik yang dilengkapi tutupnya, limbah buah dan sayur, gula merah atau brown sugar, dan air.

  • Siapkan bahan dengan perbandingan 1 : 3 : 10. Artinya 1 porsi gula merah + 3 porsi kulit buah dan sayur + 10 porsi air. Misalnya 100gr gula merah + 300gr sayur/kulit buah + 1 L air
  • Pilih wadah dengan tutup, masukkan semua bahan di atas. Jangan terlampau penuh, sisakan ruang udara untuk fermentasi. Tutup rapat.
  • Tempatkan wadah di tempat yang kering dan memiliki ventilasi yang baik. Hindari sinar matahari langsung.
  • Selama satu bulan fermentasi, buka tutupnya setiap dua hari sekali unuk mengeluarkan gas yang dihasilkan selama proses fermentasi. Setelah beberapa minggu gas akan berkurang, usahakan untuk mengaduk setiap satu atau dua minggu.
  • Setelah 3 bulan, saring dan isikan ke dalam botol. Eco-enzym Anda siap pakai. Biasanya penggunaan dengan dicairkan terlebih dahulu.
  • Sisa hasil saringan eco-enzym dapat digunakan untuk penggunaan berikut, atau gunakan sebagai pupuk alami.

Beberapa tip:

  • Wadah plastik lebih disarankan karena tidak kaku.
  • Gunakan hanya sisa buah/sayur, tambahkan kulit jeruk/lemon agar eco-enzym beraroma segar. Bisa juga tambahkan daun pandan.
  • Selama proses fermentasi akan menghasilkan bau, pastikan wadah tertutup rapat.
  • Untuk mengetahui apakah proses fermentasi berjalan dengan baik, Anda harus melihat lapisan putih biofilm pada permukaan enzim.
  • Setelah 3 bulan, warna eco-enzym adalah coklat tua. Jika warnanya berubah menjadi hitam, tambahkan gula merah (dalam jumlah sama) untuk fermentasi ulang.

Pembuatan eco-enzym merupakan tindakan kecil namun bermakna, karena kita memanfaatkan dapat menyulap sampah menjadi pembersih. Terlebih di masa pandemi dimana waktu kita lebih banyak dilewatkan di rumah, mari meluangkan waktu untuk melakukannya. Selamat mencoba.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan