KESEHATAN IBU

Breastfeeding Father, Dukung Keberhasilan Menyusui

Menyusui memang bukan lagi semata-mata tugas ibu. Konsep breastfeeding father atau ‘ayah menyusui’ akan memberikan dukungan yang besar pada keberhasilan ibu memberi ASI (air susu ibu).

dr. Rosalina D. Roeslani, Sp.A(K) | 14 Juni 2021

Breastfeeding father memang bukan mengalihkan agenda menyusui kepada ayah yang tidak memiliki kelenjar susu, melainkan penekanan partisipasi ayah dalam proses pemberian ASI. Beberapa penelitian, salah satunya dilakukan oleh Scott, dkk. pada tahun 2001 menyebutkan bahwa sikap ayah juga memengaruhi keputusan ibu apakah akan menyusui bayinya. Pasangan yang peka serta suportif akan dukung keberhasilan menyusui.

Ketika seorang laki-laki menjadi ayah

Saat seorang laki-laki menjadi ayah, secara natural terdapat beberapa sifat yang muncul ataupun menguat dalam dirinya. Perasaan memiliki tanggung jawab untuk melindungi, sikap ingin menjaga pasangan dan keturunannya dari bahaya, dan sisi lembut dalam memperlakukan keluarganya.

Dukungan ayah dalam proses pemberian ASI secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan pemahamannya akan pentingnya ASI. Ayah yang yakin bahwa ASI adalah yang terbaik untuk anaknya dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi, ikatan emosional ibu dan bayinya, akan mendukung proses menyusui. Sebaliknya ayah yang beranggapan bahwa menyusui membuat payudara ibu menjadi tidak indah, akhirnya membuat ibu memutuskan memberikan susu botol.

Masa kehamilan

Demi mendukung kelancaran ibu menyusui, ayah dianjurkan mulai mencari informasi mengenai ASI sejak ibu mengandung. Mulai dari fungsi, komposisi, cara menyusui yang baik, sampai kondisi psikologis ibu menyusui. Informasi bisa diperoleh dari internet, buku, bertanya pada sesama ayah, atau konsultasi dengan konsultan laktasi. Mulailah membicarakan tentang tempat bersalin yang mendukung ASI eksklusif dan menerapkan inisiasi menyusui dini (IMD).

Keberhasilan pemberian ASI eksklusif sering kali juga dipengaruhi oleh pemahaman keluarga besar (nenek, saudara) bahkan tetangga dekat. Oleh karenanya, penting bagi ayah untuk memberi pemahaman bahwa nutrisi terbaik bagi bayi adalah ASI.

Masa pascapersalinan

Ayah baru biasanya melihat bayi baru lahir sangat ringkih dan ragu untuk menggendongnya. Hal ini sering kali menghambat ayah untuk berinteraksi secara aktif dalam membantu mengurus bayi.

Sebagai breastfeeding father, apa yang bisa ayah lakukan?

  • Membuatkan minuman hangat atau camilan sehat untuk ibu, seperti susu, bubur kacang hijau, atau menyajikan sayur katuk.
  • Menggendong bayi dan mengajaknya bermain saat ibu membutuhkan waktu untuk makan atau mandi. Hal ini juga dapat memperkuat bonding antara ayah dengan bayinya.
  • Menggendong bayi usai menyusu sambil menyendawakannya, sementara ibu membereskan diri.
  • Memandikan bayi di akhir pekan. Minta ibu mengajari langkah-langkahnya terlebih dahulu.
  • Menenangkan bayi ketika menangis karena bosan ataupun tidak nyaman. Kadang ibu kelelahan mengurusi bayi yang sedang rewel.
  • Membantu pekerjaan rumah tangga atau mencari orang yang dapat membantu menyelesaikan urusan rumah tangga.
  • Memijat bagian tubuh ibu yang pegal karena posisi menyusui. Hal ini selain membuat nyaman, secara psikologis juga akan membuat ibu lebih kuat menghadapi tantangan sebagai ibu baru.
  • Membantu ibu mencari posisi yang nyaman untuk menyusui, misalnya dengan menata bantal-bantal sebagai menyangga tangan ibu.
  • Bangun di malam hari untuk mengganti popok bayi yang basah.
  • Berlatih memberikan ASI perah, baik dengan sendok maupun cangkir.
  • Menjaga bayi, memberi kesempatan pada ibu untuk menikmati ‘me-time’.
  • Mensterilkan botol-botol untuk ASI perah.
  • Memberikan dorongan positif dan membawa ibu berobat ketika mengalami gangguan kesehatan seperti luka puting ketika menyusui atau baby blues (postpartum depression).

Nah, ayo para Ayah segera ambil bagian menjadi breastfeeding father, dukung keberhasilan menyusui. Efeknya, bayi pun mendapatkan semua manfaat ASI yang dibutuhkan untuk hidupnya di masa kini dan masa depan nanti.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan