PASANGAN BAHAGIA

Bertengkar dengan Pasangan

Saat mengikuti anjuran pemerintah untuk melakukan aktivitas #dirumahaja di tengah wabah COVID-19 yang makin menjadi ini, bertengkar dengan pasangan bisa saja lebih sering terjadi. Lakukan dengan benar agar tidak membahayakan rumah tangga Anda.

Desi Hariana | 13 April 2020

Bertengkar dengan pasangan karena berbeda pendapat bukanlah hal yang aneh dalam hubungan suami istri. Seorang ahli Psikologi Klinis dari Amerika Serikat, Deborah Grody, PhD, bahkan mengatakan, “Umumnya pasangan suami istri yang tidak pernah berselisih atau bertengkar, justru berakhir dengan perceraian.” 

Mengapa bertengkar dengan pasangan ini menjadi hal yang penting, dan bagaimana melakukannya dengan benar?

Ingatlah untuk melakukan hal ini

Dalam bertengkar, mungkin kita begitu ingin dimengerti atau dipahami, namun kita lupa bahwa pasangan juga pasti mengharapkan hal yang sama. Agar pertengkaran berjalan proporsional dan tidak berlebihan, berikut adalah hal-hal yang perlu dilakukan:

  • Pastikan topik yang dibahas tidak melenceng kemana-mana. Jika sedang kesal, biasanya apapun yang dilakukan pasangan menjadi ‘salah’ di mata kita. Hal ini tidak akan membuat pertengkaran berakhir dengan memuaskan. Pastikan bahwa Anda dan pasangan tidak melenceng dari topik yang menjadi masalah utama.
  • Sampaikan dalam bentuk ‘permintaan’, bukan sekadar ‘keluhan’. Misalnya, daripada mengatakan, “Kenapa sih, kamu selalu….,” lebih baik Anda mengatakan, “Aku ingin, kamu bisa….” Keluhan terdengar seperti kritik, sedangkan permintaan lebih terdengar sebagai masukan.
  • Telinga biasanya ‘tertutup’ kala sedang bertengkar dengan pasangan. Padahal, yang dibutuhkan adalah telinga masing-masing untuk mendengarkan satu sama lain. Bersikaplah terbuka dan fleksibel dengan argumen yang disampaikan. Usahakan menggunakan nada yang tidak agresif.
  • Gunakan waktu istirahat atau ‘time out’ jika memang dibutuhkan. Jika salah satu atau dua-duanya merasa lelah hati dan pikiran terasa buntu, sebaiknya lakukan waktu jeda untuk beristirahat. Diskusi bisa dilakukan di lain waktu saat otak dan perasaan sudah lebih dingin.
  • Pelajari seni meminta maaf. Jika setelah bertengkar dengan pasangan dan Anda menemukan bahwa diri Anda yang salah, minta maaf adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Untuk menunjukkan bahwa Anda menghargainya.

Hal yang perlu dijauhi saat bertengkar dengan pasangan

Selain hal-hal yang perlu dilakukan, ada juga hal-hal yang perlu dijauhi saat bertengkar dengan pasangan, seperti:

  • Melihat pertengkaran sebagai ancaman. Anda tak perlu merasa diri ‘terancam’ kala bertengkar atau berbeda pendapat dengan pasangan. Semakin Anda bersikap defensive, semakin Anda menjauh dari tujuan akhir untuk mencari solusi bersama.
  • Mencecar tanpa memikirkan perasaan. Boleh jadi pasangan memang salah, namun jika Anda mencecarnya tanpa memberikan kesempatan untuk membela diri, atau bahkan bernapas, Anda telah bersikap tidak adil.
  • Bersikap abusive atau melecehkan. Sikap melecehkan dapat berupa kontak fisik (memukul, menampar, menendang, dan lainnya), atau verbal (menghina atau menggunakan kata-kata kasar). Keduanya termasuk dalam tindak kriminal KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga dan dapat berakhir di meja hijau.

Ingatlah bahwa saat bertengkar sekalipun, Anda dan pasangan harus saling menghormati, memerhatikan, berempati, dan mendukung satu sama lain. Intinya, mencari solusi bersama-sama, bukan mencari siapa yang menang dan kalah. Jika bertengkar dengan pasangan terlalu sering terjadi, ini adalah penanda bahwa ada yang perlu dibahas lebih jauh dalam sesi terapi psikologis khusus untuk pasangan. 

Referensi:

  • https://time.com/5402188/how-to-fight-healthy-partner/
  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/conflict-matters/201802/the-benefits-arguing
  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/what-body-knows/202001/how-argue-your-partner
  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/emotional-fitness/201905/10-tips-constructive-arguments-your-loved-one
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan