TUMBUH KEMBANG

Bayi Suka Memasukkan Benda ke Dalam Mulut

Duh, gemas juga rasanya melihat bayi suka memasukkan benda ke dalam mulut. Ibu menengok sebentar saja, ia sudah memasukkan sesuatu ke mulutnya. Bagaimana cara mengatasi hal ini agar tidak menyebabkan masalah kesehatan?

Desi Hariana | 16 Mei 2023

Bayi mulai meraih benda di usia 3-5 bulan. Ketika ia mulai dapat meraih benda tersebut, biasanya ia juga langsung memasukkanya ke dalam mulut. Fase ini sering disebut dengan fase baby mouthing. Bayi bisa memasukkan apa saja ke dalam mulutnya, mulai dari kaki mereka, jari-jari tangan, bahkan mainan atau buku. Umumnya hal-hal yang membuatnya penasaran.

Ada beberapa alasan mengapa bayi suka memasukkan benda ke dalam mulut. Berikut beberapa di antaranya:

1. Mereka sedang mengeksplorasi dunianya

Jika anak-anak dan orang dewasa terbiasa meraba sesuatu dengan tangan dan jari-jari, bayi belum terampil menggunakan tangannya. Jika kita perhatikan, ketika koordinasi anggota tubuhnya semakin membaik, bayi akan membawa kepalan tangannya (dan apapun yang sedang digenggamnya) untuk masuk ke dalam mulut.

Hal ini karena bibir dan mulut bayi sudah dilengkapi dengan saraf peraba yang lebih matang. Sehingga dengan memasukkan benda ke mulutnya, bayi akan mengetahui apakah sebuah benda itu lunak, berbulu, keras, licin, dan lain sebagainya.

2. Mereka (hampir selalu) merasa lapar

Indera perasa bayi sudah terbentuk mulai dari masa kandungan, manis adalah cita rasa yang ia sukai dibandingkan rasa lainnya. Itu sebabnya mereka akan mencari sesuatu yang terasa manis. Untungnya, bayi juga akan memuntahkan sesuatu yang rasanya aneh atau tidak ia sukai. Namun demikian, kita tetap harus selalu awas memperhatikan benda-benda yang ada di sekelilingnya.

3. Sedang tumbuh gigi

Memasukkan benda-benda ke dalam mulut untuk digigit-gigit sering kali menenangkan bagi bayi yang sedang masa tumbuh gigi.

4. Menenangkan diri

Seperti juga orang dewasa, bayi juga dapat merasakan suasan hati yang buruk atau tidak menyenangkan, seperti bosan, kesal, sedih, mengantuk, dan lain sebagainya. Dengan memasukkan sesuatu ke dalam mulut, umumnya kepalan tangan atau jari-jari tangan dan mengisapnya, ia belajar untuk menenangkan diri sendiri.

5. Membangun imunitas tubuh

Ketika bayi memasukkan benda ke dalam mulutnya, berbagai jenis bakteri atau virus pun masuk ke dalam tubuh, di sinilah imunitas tubuh bayi berkenalan dengan kuman-kuman tersebut dan membangun imunitas untuk melindungi tubuh anak. Jadi, sesekali anak memakan sesuatu yang sudah jatuh ke atas meja mungkin tidak masalah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan di fase baby mouthing

Bayi memasukkan benda ke dalam mulut mungkin bukan sesuatu yang perlu terlalu dikhawatirkan. Namun demikian, kita tetap perlu mewaspadai hal-hal berikut ini:

1. Tersedak

Pastikan di sekeliling anak (atau pada makanannya) tidak ada benda yang dapat membuatnya tersedak, seperti potongan buah, daging atau keju yang terlalu besar, popcorn, kacang, kancing, uang koin, atau manik-manik. Begitu juga dengan bagian-bagian dari mainannya. Pasir dan tanah juga dapat menyumbat hidung dan mulut anak serta menyebabkan kesulitan bernapas atau menelan.

2. Keracunan

Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan racun jika sampai masuk ke dalam mulut bayi. Misalnya, beberapa tanaman, makanan hewan, kotoran hewan, semprotan alkohol, sabun, obat-obatan, rokok, dan lainnya. Pastikan semua hal yang membahayakan anak dijauhkan dari jangkauannya.

3. Terbakar

Jauhkan juga bayi dari benda-benda yang dapat membakar tangan atau tubuhnya, contohnya gelas berisi minuman panas, atau panci air di atas kompor yang masih dapat dijangkau anak.

4. Terlilit atau terjerat

Beberapa benda yang ada di rumah bisa membuat bayi terlilit atau terjerat, sehingga dapat menyebabkannya kesulitan bernapas. Benda-benda tersebut antara lain kantung kresek, karet gelang, bubble wrap, benang, tali, atau kain yang terlalu lebar.

Umumnya, pada usia 6 atau 7 bulan, anak sudah mulai mengurangi kebiasaan untuk memasukkan benda ke dalam mulutnya. Namun ada juga yang masih mengisap jempolnya hingga usia 2 tahun. Jika anak sudah terlalu besar untuk melakukannya, tawarkan alternatif lain untuk menenangkan diri, misalnya dengan memeluk bonekanya, atau mendengarkan musik dengan headphone.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan