PSIKOLOGI ANAK

Anak Mudah Berubah Suasana Hati

Orang tua pasti bingung menghadapi anak yang mudah berubah suasana hati. Sebentar sedih, sebentar marah, menangis, lalu senang kembali. Apakah yang perlu diwaspadai dari kondisi anak dengan mood swings ini?

Desi Hariana | 5 April 2021

Anak-anak di usia prasekolah dan sekolah kerap mengalami perubahan suasana hati atau mood swings. Mereka sedang belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekeliling mereka. Di saat yang bersamaan, mereka juga sedang belajar untuk mengontrol emosi, mengungkapkan pemikiran dan perasaannya dengan kata-kata. Hal yang tak mudah, terutama untuk anak yang memiliki sifat introvert (terutup).

Beberapa perubahan suasana hati anak

Ada beberapa suasana hati yang sering muncul pada anak usia prasekolah dan sekolah. Selain memahami perubahan yang terjadi, Anda juga bisa membantunya untuk mengatasi suasana hati yang mudah berubah tersebut.

1. Sedih atau pendiam

Anak sering merengut dan berdiam diri di kamarnya kala pulang sekolah, padahal saat pergi sekolah terlihat baik-baik saja. Menurut Myrna Shure, Ph.D., seorang profesor di bidang psikologi perkembangan dari Drexel University, Philadelphia, Amerika Serikat, anak usia sekolah biasanya menjadi pendiam kala menghadapi masalah di sekolah. Kuncinya adalah tidak menekannya untuk berbicara, tapi memastikan ia tahu bahwa Anda akan selalu siap mendengarkan kala ia ingin menceritakan masalahnya.

2. Berlebihan atau dramatis

Suatu ketika, si prasekolah Anda terjatuh dan sikunya membentur meja. Anda tahu rasanya sakit, tapi ia bereaksi secara berlebihan dengan menangis tiada henti. Orang tua manapun pasti kesal melihat hal ini, namun semakin kita memarahi anak, ia akan semakin kesal, bahkan mungkin menangis lebih kencang. Beri ia pelukan dan sentuhan yang menenangkan lalu ajak alihkan perhatiannya ke hal lain. Cara ini biasanya berhasil menghentikan sikap dramatisnya.

3. Tidak sabaran dan pemarah

Anak-anak yang sedang mengalami hal yang buruk kadang kewalahan mengontrol emosinya sendiri. Sering kali masalah kecil seperti sang adik yang mengambil mainan kesayangannya, bisa menjadi masalah besar dan membuatnya sangat marah. Dalam hal ini, jika Anda berusaha memarahinya justru dapat memprovokasi sikap agresif anak. Ketahui dahulu apa yang membuatnya marah dan perhatikan agar ia tak merusak barang atau menyakiti orang lain maupun dirinya sendiri.

Setelah amarahnya mereda, beri anak pengertian bahwa Anda paham ia marah, tapi ia juga harus bisa mengatasi perasaannya. Tunjukkan berapa cara yang bisa dilakukan anak untuk menenangkan diri seperti duduk menghadap jendela memandang ke luar sambil bernapas perlahan, atau mendengarkan musik kesukaannya.

4. Selalu menolak apapun yang ditawarkan

Anak yang sedang ‘bete’ juga biasanya akan menolak apapun yang Anda tawarkan dengan mengatakan hal-hal yang terdengar meremehkan, “Ah, jelek, nggak suka,” atau “Bosan ah, permainnya itu-itu saja,”. Anda jangan terpancing untuk marah saat anak memperlihatkan sikap seperti ini. Ia sedang mengetes sejauh mana kemandiriannya diakui, tak ingin selalu mengikuti arahan orang tuanya.

Anda dapat melakukan pendekatan dengan tidak memaksa anak memilih apa yang kita tawarkan. Ajari ia cara bernegosiasi atau mengajukan usul ketika ia tak suka dengan apa yang kita tawarkan.

Waspada jika perubahan suasana hati terlalu sering terjadi atau ekstrem

Ada beberapa kondisi di mana Anda perlu waspada jika anak terlalu mudah berubah suasana hati, dan terkadang sangat ekstrem. Berikut adalah beberapa kondisi psikologis yang dapat memengaruhi perubahan suasana hati ekstrem pada anak:

Anak-anak dengan gangguan ini biasanya mengalami perubahan suasana hati yang sangat ekstrem dan sulit untuk ditenangkan. Segera bawa anak ke psikolog atau psikiater untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan