ANAKKU SPESIAL

Anak dengan Slow Processing Speed

Beberapa anak mengalami kesulitan dalam memproses informasi dengan cepat. Anak dengan SPS atau Slow Processing Speed perlu penanganan khusus dari orangtua maupun guru di sekolahnya.

Desi Hariana | 22 Maret 2024

Processing speed merupakan kemampuan individu untuk memproses informasi, melakukan berbagai tugas, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah dengan waktu yang cepat. Dengan kata lain, processing speed merupakan ukuran dari efisiensi mental seseorang.

Secara klinis, gangguan ini sering disebut sebagai defisit dalam proses kognitif atau masalah dalam ketangkasan mental. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak dengan ASD (autism spectrum disorder) atau ADHD (attention deficit/hyperactivity disorder).

Gejala anak dengan slow processing speed

Anak dengan slow processing speed tentunya mengalami hambatan dalam melakukan berbagai aktivitas karena ia lebih lambat dalam memproses informasi di sekitarnya. Akibatnya, anak dengan slow processing speed umumnya merasa tertekan dan cemas karena merasa sulit mengejar ketertinggalan atau menyelesaikan tugas tepat waktu.

Ada beberapa gejala yang muncul pada anak dengan gangguan slow processing disorder, misalnya:

  • Sangat lambat dalam bekerja. Sering kali guru akan melaporkan pada orangtua bahwa anak-anak ini memiliki berbagai kesulitan saat mengikuti pelajaran atau menyelesaikan berbagai tugas di sekolah.
  • Kualitas kerja yang tidak konsisten. Kadang anak dapat memperlihatkan hasil kerja yang baik, kadang juga tidak. Hasil kerjanya sering kali tidak memuaskan ketika diberi batasan waktu.
  • Menolak tugas. Anak sering kali menolak untuk melakukan berbagai tugas yang diberikan guru karena takut tak dapat menyelesaikannya tepat waktu.
  • Kesulitan dalam melakukan tugas. Anak-anak dengan SPS seakan selalu berjuang saat dihadapkan pada tugas-tugas sekolah atau pekerjaan rumah.
  • Tidak sigap saat harus bersiap diri. Baik itu hendak pergi sekolah atau ke tempat lain, anak-anak dengan slow processing speed bergerak dengan perlahan, mulai dari bangun pagi, mandi, berpakaian, sarapan, hingga berangkat. Hal ini sering membuat orang tua juga menjadi frustrasi.
  • Kebingungan dalam mengorganisir barang sendiri. Isi tas anak sering tidak lengkap, ia melupakan berbagai hal, atau barangnya berceceran di mana-mana.
  • Terakhir masuk garis finish. Saat mengikuti hal yang bersifat kompetitif, anak biasanya akan menjadi yang terakhir menyelesaikan lomba.
  • Sulit menuangkan ide. Meskipun anak-anak dengan slow processing speed ini memiliki berbagai ide hebat, namun umumnya mereka sulit menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Cara membantu anak dengan slow processing speed

Aktivitas kita sehari-hari membutuhkan kecepatan dalam memproses informasi, berpikir dan bertindak. Hal ini membuat anak dengan slow processing speed mengalami berbagai hambatan sehingga membuat orang-orang di sekeliling mereka, bahkan diri mereka sendiri merasa frustrasi.

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk membantu anak dengan slow processing speed, seperti:

1. Membantu anak memahami teknologi, karena hal ini dapat memudahkan mereka dalam menyelesaikan tugas sehari-hari.

2. Memberikan cukup jeda waktu untuk istirahat di antara berbagai tugas yang harus dilakukan. Jeda ini membantu anak untuk mengisi ulang energi mereka, serta menjaga fokus.

3. Mengajarkan keterampilan mengatur waktu. Membuat anak dapat mengerjakan berbagai tugas dengan lebih efisien dan tidak selalu mengalami barang tertinggal, atau ia terlambat menuju sebuah tempat.

4. Menjelaskan pada guru anak bahwa anak mengalami slow processing speed, dan beritahukan juga hal-hal apa saja yang dibutuhkan anak untuk membantunya mengatasi hambatan dalam aktivitasnya sehari-hari.

5. Berbicara dengan kecepatan sedang setiap kali memberikan arahan atau instruksi pada anak. Hal ini dapat membantunya memahami setiap kalimat dengan baik.

6. Memberinya aktivitas yang sesuai. Contohnya, anak dengan slow processing speed tidak cocok melakukan olahraga yang bersifat kelompok atau kompetitif, ajak ia bersepeda atau berjalan kaki sambil mengobrol. Lakukan permainan yang tidak diberi batasan waktu, seperti games mewarnai, membuat bangunan, dan lainnya.

7. Mendorong agar anak berkumpul bersama teman-teman seusianya. Anak-anak dengan SPS umumnya pendengar yang baik. Anak juga akan memulai percakapan dan berbagi ide dengan teman-temannya, cara yang baik untuk membangun hubungan dengan orang lain.

Masih banyak strategi lainnya yang bisa kita lakukan untuk membantu anak dengan slow processing speed, namun yang paling penting adalah memberikan mereka waktu serta kesabaran kita agar mereka dapat menyelesaikan semua tugas yang diberikan.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan