Penyakit
Tuberkulosis (TBC)

Ketika mendengar istilah TBC hal pertama yang tertuju di pikiran banyak orang adalah batuk yang disertai kesulitan bernafas. Memang gejala TBC ada kaitannya dengan hal tersebut. TBC juga sering diasumsikan golongan usia dewasa, remaja, dan anak-anak, padahal pada kenyataaanya TBC bisa menginfeksi bayi sejak dalam kandungan.

Apa penyebab TBC?

Penyakit tuberkulosis atau sering juga disebut TBC/TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis. TBC adalah infeksi kronis yang menyerang paru-paru dan bahkan mungkin bisa menjalar hingga ke organ lain, seperti ginjal, tulang belakang, bahkan otak.

Pada bayi yang terinfeksi, umumnya TBC tidak berkembang secara aktif dan tetap dalam stadium laten atau tidak menular. Pada bayi dengan gangguan sistem imun (misalnya, anak dengan HIV) TBC bisa berisiko tinggi dan menular serta menyebabkan gangguan lain seperti meningitis TB.

TBC pada bayi biasa ditandai dengan:

  • batuk-batuk
  • bayi terlihat lesu dan tidak ceria
  • demam
  • mengalami kesulitan bernafas
  • berkeringat saat malam hari.

Pengaruh pada perkembangan fisik bayi dapat dilihat dari berat badannya yang tidak mengalami peningkatan selama gejala-gejala tersebut muncul muncul.

Mengapa bayi dapat terinfeksi?

Selain kelompok anak, remaja, dan dewasa, bayi juga dapat terinfeksi TBC. Seorang bayi terinfeksi saat lahir dari ibu yang mengidap infeksi tuberkulosis aktif. Dari suatu penelitian pada bayi yang mengalami infeksi TB di tahun pertama didapati hasil sekitar 50% dari mereka adalah bayi yang lahir dari ibu yang memiliki infeksi tuberkulosis aktif di paru-parunya.

TBC bisa menginfeksi bayi sejak dalam kandungan melalui saluran plasenta yang menjadi akses bagi bakteri untuk menginfeksi janin. Kemungkinan lain adalah saat proses persalinan berlangsung dan bayi menghirup atau menelan cairan yang sudah terinfeksi dari jalan lahir.

Pada bayi yang lahir dari ibu sehat yang tidak terindikasi oleh adanya infeksi TBC, proses penularan bakteri TBC bisa terjadi melalui udara. Ketika orang-orang terdekat yang ada di sekeliling bayi baik ayah, kakak, adik, keluarga, maupun pengasuh yang terinfeksi TBC melakukan kontak terus menerus dalam waktu yang lama. Saat orang-orang ini berbicara, batuk atau pun bersin, bakteri bisa berpindah melalui udara dan terhirup oleh bayi.

Sebenarnya bisa dicegah

TBC merupakan salah satu penyakit berbahaya, apalagi bila sudah menginfeksi bayi karena dapat menyerang organ-organ penting di dalam tubuhnya. Penyakit TBC memerlukan penanganan serius hingga tuntas, dan akan jauh lebih baik apabila bisa  dicegah. Di beberapa negara dengan risiko penularan bakteri TB yang cukup tinggi, bayi baru lahir secara rutin akan memperoleh vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guérin) untuk membantu mencegah TBC terjadi pada usia kanak-kanak.

Pada bayi yang sudah terinfeksi TBC penanganan harus dilakukan oleh dokter pediatrik. Diagnosis mungkin melibatkan rontgen dada, tes darah, pemeriksaan dan kultur sampel cairan dan jaringan, serta spinal tap (mengambil sampel dari cairan tulang belakang). Perawatan di rumah sakit selama beberapa hari akan memberikan penanganan lebih intensif apabila disarankan beserta terapi obat yang mungkin dilakukan hingga 6-9 bulan.

Pengobatan TBC pada bayi hendaknya dilakukan hingga tuntas karena apabila tidak, bakteri TB bisa tetap aktif dan resisten terhadap obat-obatan yang diberikan serta pengobatan akan memakan waktu jauh lebih panjang hingga dua tahun.

Referensi:

Tag Penyakit Terkait
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan