Penyakit
Bruksisme

Bruksisme saat tidur dianggap sebagai gangguan gerakan terkait tidur. Orang yang mengatupkan atau giginya bergemerutuk saat tidur, cenderung mengalami gangguan tidur lainnya, seperti mendengkur atau berhenti bernapas cukup lama (sleep apnea).

Bruksisme ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan. Namun, pada beberapa orang bisa mengganggu dan bahkan menyebabkan gangguan rahang, sakit kepala, gigi rusak serta masalah lainnya.

Bisa jadi seseorang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami bruksisme sampai timbulnya komplikasi. Penting untuk mengetahui tanda dan gejala bruksisme, kemudian mencari perawatan gigi secara teratur.

Gejala bruksisme

Anda atau anggota keluarga lainnya dapat mengalami bruksisme, gejalanya adalah sebagai berikut:

  • Gigi berbunyi gemerutuk, yang cukup keras hingga membangunkan pasangan Anda.
  • Ada gigi yang retak, tambalan lepas atau gigi otek (goyang)
  • Meningkatnya nyeri atau sensitivitas gigi 
  • Otot rahang yang lelah atau kaku, serta rahang terkunci yang tidak dapat terbuka atau tertutup sepenuhnya
  • Sakit atau nyeri pada rahang, leher atau wajah
  • Sakit yang terasa seperti sakit telinga, padahal sebenarnya bukan masalah telinga
  • Sakit kepala yang dimulai dari pelipis
  • Gangguan tidur.

Kapan harus ke dokter

Jika bruksisme sudah mengganggu tidur Anda dan juga pasangan, karena kurang tidur akan menyebabkan gangguan kesehatan lainnya. Coba hubungi dokter Anda, apakah memungkinkan untuk menemuinya di tempat praktek, mengingat kondisi Covid-19 saat ini.

Penyebabnya

Dokter tidak sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan terjadinya bruksisme, bisa jadi karena kombinasi faktor fisik, psikologis, dan genetik.

Bruksisme saat bangun tidur mungkin disebabkan oleh masalah psikologis seperti kecemasan, stres, kemarahan, frustrasi, atau ketegangan. Sedangkan bruksisme saat tidur mungkin berkenaan dengan gangguan tidur.

Faktor risiko

Faktor-faktor berikut ini meningkatkan dapat risiko bruksisme:

  • Emosional. Contohnya merasa tertekan, cemas, stres, marah, atau frustrasi.
  • Usia. Bruksisme umumnya dialami anak-anak, dan biasanya hilang saat dewasa
  • Tipe kepribadian. Seseorang dengan kepribadian yang agresif, kompetitif, atau hiperaktif lebih berisiko mengalami bruksisme
  • Konsumsi obat. Bruksisme mungkin merupakan efek samping yang tidak biasa dari beberapa obat psikiatri, seperti antidepresan tertentu. Merokok, meminum minuman berkafein atau alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang dapat meningkatkan risiko bruksisme
  • Riwayat keluarga mengalami bruksisme
  • Gangguan lainnya. Bruksisme dapat dikaitkan dengan beberapa gangguan kesehatan mental dan medis, seperti penyakit Parkinson, demensia, gangguan gastroesophageal reflux (GERD), epilepsi, teror malam, gangguan terkait tidur seperti sleep apnea, dan gangguan attention-deficit/hyperactivity (ADHD).

Komplikasi

Dalam kebanyakan kasus, bruksisme tidak menyebabkan komplikasi serius. Tetapi bruksisme yang parah dapat menyebabkan:

  • Kerusakan pada gigi, restorasi, enamel gigi atau rahang
  • Sakit kepala yang disebabkan ketegangan
  • Nyeri wajah atau sakit rahang yang parah
  • Gangguan yang terjadi pada sendi temporomandibular (TMJ), yang terletak tepat di depan telinga, yang mungkin terdengar seperti bunyi klik saat Anda membuka dan menutup mulut.

Referensi:

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bruxism/symptoms-causes/syc-20356095
  • https://kidshealth.org/en/parents/bruxism.html
Tag Penyakit Terkait
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan