Penyakit
Biang Keringat

Desi Hariana | 29 Juni 2020

Keringet buntet alias biang keringat (heat rash, prickly heat, atau miliaria) merupakan kelainan kulit yang disebabkan tersumbatnya saluran keluar kelenjar keringat. Karena ada istilah ‘tersumbat’ inilah, kemudian orang awam kerap menyebut biang keringat sebagai keringet buntet.

Berdasarkan kedalaman lokasi sumbatannya, biang keringat dibagi dalam tiga tipe, yaitu:

Tipe 1. Sumbatan terjadi di permukaan lapisan jangat atau lapisan tanduk sehingga lokasinya dangkal sekali. Biang keringat tipe inilah yang paling umum dan sering terjadi. Gejalanya, pada kulit tubuh bayi yang sering berkeringat akan tampak mengelupas, kering, dan kesat. Gejala ini biasanya dipicu oleh panasnya udara. Biang keringat tipe ini ditandai oleh bintil-bintil kecil berisi air dan akan mudah pecah sendiri karena lokasi sumbatannya yang amat dekat ke permukaan kulit.

Tipe 2. Lokasi sumbatan di lapisan kulit yang lebih dalam. Kulit terlihat bruntusan merah, yang disertai rasa gatal. Itulah mengapa, biang keringat tipe ini sering mengganggu. Bayi yang mengalami biang keringat tipe 2 akan menjadi rewel akibat rasa gatal. “Orangtua biasanya akan mengeluh pola tidur bayinya terganggu seperti gelisah, tak nyenyak, dan lainnya. Ini bisa dijadikan indikator rasa gatal pada bayinya mengingat bayi belum bisa bicara.

Tipe 3. Pada tipe 3 sumbatan terjadi di lokasi yang lebih dalam dibanding tipe 2. Biang keringat tipe 3 ditandai bintil-bintil pada kulit yang bila diraba akan terasa agak keras dan sekilas mirip jerawat batu. Biasanya tipe 3 terjadi di daerah-daerah yang suhunya sangat panas. Untungnya, meski Indonesia termasuk negara tropis, namun biang keringat tipe 3 ini, jarang terjadi.

Penyebab biang keringat

Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya biang keringat, yaitu:

•  ventilasi udara kurang baik

•  pemilihan pakaian yang tidak menyerap keringat, terlalu tebal dan ketat

•  aktivitas fisik yang berlebihan

• kondisi demam

Mencegah biang keringat

Walaupun bukan termasuk kondisi yang membahayakan, namun biang keringat tentunya sangat tidak nyaman. Apalagi paling sering ditemukan pada anak-anak yang belum dapat berbicara, sehingga mereka akan lebih mudah rewel.

Cara mencegah agar biang keringat ini tak terjadi:

Mengenakan pakaian yang sesuai cuaca. Jika mengenakan baju terlalu tertutup di musim panas, tentunya akan menyebabkan tubuh lebih mudah berkeringat.

Mengenakan baju yang tidak terlalu ketat karena dapat mengiritasi kulit.

Ketika cuaca panas, lebih baik tidak melakukan aktivitas langsung di bawah sinar matahari, dan gunakan kipas angin untuk sirkulasi udara di dalam ruangan.

Pastikan area saat anak tidur dalam kondisi dingin dan cukup berventilasi.

Cara mengatasi biang keringat

Biang keringat umumnya akan membaik dengan sendirinya. Namun untuk mengurangi rasa gatal, di pasaran kita dapat menemukan berbagai produk pengurang rasa gatal dalam berbagai bentuk, ada yang bedak tabur, bedak kocok, krem, atau salep.

Pada prinsipnya, kita dapat menggunakan jenis produk pengurang rasa gatal yang manapun. Hanya saja, semakin kental atau semakin mendekati bentuk salep, maka kemungkinannya malah akan semakin lekat di kulit dan menutupi pori.

Intinya, pencegahan lebih penting daripada pengobatan. Pada tahap awal bisa dicoba produk yang dijual bebas. Namun jika ragu, apalagi bila dijumpai tanda infeksi, segeralah berobat ke dokter.

Referensi::

Artikel Anakku “Berat Ringan Keringet Buntet”, oleh (almh) dr. Ari Muhandari Ardhie, Sp.KK.

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heat-rash/symptoms-causes/syc-20373276

 

Tag Penyakit Terkait
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan