Penyakit
Meningitis

Meningitis tergolong penyakit serius, karena dapat menyebabkan kerusakan pusat pengontrol gerak, pikiran, bahkan kematian sehingga harus ditangani segera.

Penyebab meningitis
Meningitis disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, baik bakteri, virus, maupun jamur. Penyebab meningitis pada anak, umumnya tergantung kelompok usia. Banyak kasus meningitis disebabkan infeksi virus yang biasanya tidak terlalu berat, bila kondisi stamina tubuh baik, dapat sembuh dalam dua minggu.

Jika disebabkan oleh bakteri, gejala yang timbul biasanya lebih berat dan berisiko menimbulkan gejala sisa (gangguan fungsi pendengaran atau fungsi lainnya yang diatur otak). Selain itu, identifikasi sumber infeksi merupakan kata kunci penanganan meningitis.

Meningitis bakterialis umumnya terjadi bila bakteri dari sumber infeksi yang jauh (misalnya dari saluran cerna) masuk ke aliran darah dan menembus sawar darah-otak sehingga infeksi dapat terjadi di struktur otak.

Selain itu, infeksi dapat juga menyebar langsung dari organ yang berdekatan dengan otak (misalnya infeksi telinga, sinus, atau didahului oleh kerusakan tulang tengkorak pada kasus cedera kepala). Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan meningitis antara lain;

  1. Streptococcus pneumonia (pneumokokus) Bakteri inilah yang paling sering menyebabkan meningitis pada bayi, anak-anak dan dewasa. Awalnya, bakteri ini menyebabkan infeksi di paru-paru (pneumonia), infeksi telinga tengah, atau di sinus (sinusitis).
  2. Neisseria meningitidis (meningokokus) Salah satu penyebab terbanyak. Biasanya didahului oleh infeksi paru.
  3. Haemophilus influenza tipe b (hib) Sebelum tahun 1990-an, bakteri ini menjadi penyebab utama pada anak. Namun setelah penemuan vaksin Hib, kejadiannya menurun drastis. Meningitis oleh kuman ini, umumnya didahului infeksi pernafasan atas, infeksi telinga, dan sinusitis.
  4. Listeria monocytogenes (listeria) Bakteri ini jarang menjadi penyebab meningitis meskipun ditemukan hampir di manapun; tanah, debu, makanan yang terkontaminasi, dan hewan liar.

Meningitis karena virus umumnya memiliki gejala lebih ringan dari meningitis bakterialis. Penyebab meningitis lainnya yang lebih jarang adalah infeksi jamur atau sekunder akibat penyakit sistemik seperti sakit lupus atau penyebaran kanker ke otak.

Gejala yang muncul
Gejala meningitis amat beragam, antara lain;
• demam mendadak
• muntah
• kejang
• nyeri kepala
• kaku kuduk
• penurunan kesadaran

Dari sekian banyak gejala tersebut, tidak ada satu pun yang khas. Banyak gejala meningitis berkaitan dengan usia, misalnya anak berusia kurang dari 3 tahun jarang mengeluh nyeri kepala. Lain halnya pada bayi, gejala yang ditemukan mungkin hanya berupa demam, iritabel (rewel, menangis kencang terus-menerus dan sulit ditenangkan), lemah, serta malas menyusu atau malas minum).

Mereka yang berisiko tinggi terkena meningitis

  1. Anak berusia di bawah 5 tahun.
  2. Berada pada kondisi di mana kontak sosial banyak terjadi, misalnya tempat penitipan anak, lingkungan perumahan padat, dan sebagainya.
  3. Memiliki hewan peliharaan yang tidak dirawat dengan baik.
  4. Mereka yang memiliki sistem imun rendah.

Mencegah Meningitis

  • Cuci tangan dengan benar dan teratur, terutama sebelum makan, sesudah dari kamar mandi, setelah bermain dari lapangan bermain, setelah bermain dengan hewan peliharaan, dan sepulang dari keramaian (misalnya mal atau pasar).
  • Menjaga kesehatan secara umum dengan asupan nutrisi yang seimbang, istirahat cukup, olahraga atau aktivitas fisik yang baik.
  • Menjaga higienitas, misalnya menutup mulut ketika bersin dan batuk.
  • Vaksinasi lengkap, terutama yang berfungsi untuk mencegah meningitis, di antaranya vaksin Hib dan vaksin pneumokokus.

Konsultan:
Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, Sp.A(K)

Tag Penyakit Terkait
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan