Penyakit
Leptospirosis

Masa inkubasi Leptospirosis termasuk panjang, yaitu 2-26 hari. Sebagian besar 7-13 hari dengan rata-rata waktu inkubasi 10 hari.

Sekilas penyakit Leptopsirosis ini seperti Hepatitis virus A tapi sebenarnya lebih berbahaya. Infeksi ini ditularkan melalui kotoran tikus terutama urin atau kencing tikus. Saat membersihkan rumah dan kebetulan juga membersihkan kotoran tikus dan kita ada luka di tangan atau kaki maka melalui luka tersebut kuman dapat masuk ke dalam tubuh. Kuman Leptospira juga bisa masuk melalui mukosa atau dinding dalam dari rongga mulut, mata atau hidung.

Penyakit ini rentan dialami oleh mereka yang mengalami kebanjiran, karena kondisi rumah yang kotor pascabanjir. Biasanya tikus menempati tumpukan-tumpukan barang yang teronggok pascabanjir. Itu sebabnya, kejadian Leptospirosis meningkat pascabanjir. Jika terlambat mendapat pengobatan, Leptospirosis bisa menyebabkan kematian.

Tikus, si pembawa penyakit
Tikus biasa berlarian ke sana ke mari, mencari sisa-sisa makanan manusia yang dapat mereka makan. Tikus bisa kencing di tempat sampah, sisa-sisa makanan, dan lain-lain. Itu sebabnya Leptospira tidak hanya bisa ditemukan di genangan air, melainkan juga bisa di beras atau gula yang tidak tertutup rapat. Sebaiknya gula dan beras yang tidak tertutup rapat pada saat banjir dibuang saja. Ini untuk mencegah penularan Leptospirosis.

Kuman Leptospira tak hanya menyebar lewat kencing tikus, melainkan juga binatang lain, antara lain kambing, sapi, kuda, dan babi. Biasanya kuman menyerang organ-organ hewan tersebut. Lalu, melalui kencing, ia bisa menginfeksi manusia lewat makanan dan minuman yang terpapar air kencing. Juga lewat kulit yang terluka.

Kenali gejalanya

  1. Leptospirosis ditandai oleh gejala awal berupa suhu badan meninggi (di atas 380C), disertai dengan batuk, muntah, sakit kepala, leher kaku, dan mata memerah. Pada stadium awal, masa inkubasi biasanya berlangsung 4-9 hari.
  2. Jika dibiarkan, bakteri tadi bisa masuk ke hati. Di sini pasien sudah menghadapi Leptospirosis stadium II. Pada stadium ini, mata akan tampak kuning, juga air kencing. Lama-kelamaan seluruh tubuh pun tampak kuning (gejala umum pada penderita gangguan hati). Pada paru-paru bisa timbul gangguan pernapasan.
  3. Leptospirosis juga menyerang ginjal. Gejalanya antara lain gangguan buang air kecil. Juga bisa menyerang pankreas dan otak. Jika sudah kena otak, pasien bisa tak sadarkan diri. Serangan pada pembekuan darah ditandai dengan muntah darah dan feses atau kotoran berwarna kehitaman.

Pemeriksaan dan pengobatan
Pemeriksaan darah diperlukan untuk menentukan positif atau tidaknya Leptospirosis. Pemeriksaan cepat sudah tersedia di beberapa rumah sakit besar, seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta atau di Balai Penelitian Veteriner, Bogor. Di sana akan dipindai dengan microscopic agglutination test. Dokter akan memeriksa kadar imunoglobulin M yang bereaksi terhadap kuman tersebut.

Jangan anggap enteng Leptospirosis meski gejalanya ringan, seperti demam, flu, dan nyeri sendi. Jika tak tertangani dengan segera bisa mengundang kematian. Begitu ada gejala, pertolongan pertama adalah pemberian antibiotik. Jenis-jenis antibiotik yang dianjurkan: amoksisilin dan eritromisin.

Catatan yang harus diperhatikan pascabanjir
Beberapa hal yang harus menjadi perhatian antara lain :

  • Segera bersihkan tumpukan barang yang biasanya menjadi habitat tikus.
  • Gunakan selalu alas kaki agar tidak tertusuk paku atau benda tajam lainnya, juga untuk menghindari menginjak langsung sisa kotoran/urin tikus.
  • Mengubur kaleng-kaleng agar tidak menjadi sarang nyamuk.
  • Air bersih dan tempat Mandi Cuci Kasus (MCK) harus disediakan untuk mencegah penyebaran penyakit diare. Selain itu sumber air bersih diusahakan tidak mudah tercemar oleh kotoran manusia agar sumber air bersih tidak terkontaminasi dan tetap dalam keadaan baik.
  • Jika mengalami luka, maka luka tersebut harus segera dibersihkan dan diberi antiseptik dan ditutup agar tidak terpapar dengan berbagai kuman. Kalau kebetulan mengalami luka tusuk, maka luka tersebut harus dibersihkan terutama oleh petugas kesehatan.

Konsultan:
Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, FACP, PhD
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM Jakarta

Referensi:
Syam AF, Bahar A, Semiarji G, Pohan HT. Pancreatitis in leptospirosis: case report, 10th National Congress of the Indonesian Society of Internal Medicine, Padang-Indonesia 1996.

 

Tag Penyakit Terkait
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan