Gerakan otot tak sadar (involuntary muscle activity) yang terjadi pada chorea sering digambarkan seperti ‘sedang menari’ (chorea berarti ‘menari’) karena bergerak dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnnya. Gerakan ini dapat terasa kuat atau lemah. Chorea dapat terjadi pada otot manapun di tubuh kita, sehingga dapat mempengaruhi gerak anggota tubuh, otot wajah, postur, kemampuan bicara, termasuk juga menelan.
Apa yang dapat menyebabkan chorea?
Chorea dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti beberapa hal berikut ini:
- cedera saat kelahiran
- Cerebral palsy
- terpapar racun seperi karbon monoksida, mangan, pestisida, dan lainnya
- trauma kepala/otak
- tumor otak
- ketidakseimbangan hormonal seperti hipertiroid
- infeksi seperti cacar air, penyakit Lyme, infeksi jantung, dan lainnya
- gagal ginjal
- gangguan metabolik seperti rendahnya kadar gula darah, kalsium, magnesium, sodium, dan vitamin B12
- reaksi obat.
Jenis chorea yang paling sering ditemukan pada anak adalah Sydenham’s chorea (SC) yang diakibatkan infeksi bakteri Streptococcus beta-hemolitik grup A dan menyebabkan reaksi autoimun di dalam tubuh. SC merupakan bagian dari gangguan yang berhubungan dengan demam rematik (rheumatic fever) yang dapat mempengaruhi kerja jantung.
Gejala Sydenham’s chorea
Sinyal abnormal yang dihasilkan oleh sel otak membuat pasien mengalami gerakan otot tubuh yang sulit dikontrol. Anak yang mengalami SC biasanya menunjukkan gerakan otot yang cepat atau berupa kejutan di area wajah, tangan, dan kaki. Walaupun gerakan ini juga dapat terjadi di bagian tubuh yang lain. Kadang, gerakan ini hanya mempengaruhi satu sisi tubuh saja. Anak dengan Sydenham’s chorea juga biasanya mengalami kelemahan otot.
Gerakan otot yang tak terkontrol ini umumnya tidak muncul saat tidur, namun dapat meningkat ketika anak merasa mengantuk atau melakukan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi seperti berhitung.
Efek dari chorea pada hidup anak
Chorea dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari anak seperti saat makan, menulis, dan mengenakan baju. Karena umumnya gerakan yang muncul relatif lebih lemah, maka anak-anak sering menyembunyikannya dari orangtua. Namun anak kadang menunjukkan perilaku clumsy (ceroboh), seperti menjatuhkan barang, juga gerakan tangan atau jari-jari, serta perkataan yang tidak terkontrol.
Umumnya Sydenham’s chorea akan hilang dengan sendirinya antara tiga hingga enam bulan setelah pertama kali muncul. Pada beberapa anak, gerakan yang muncul masih terlihat hingga dua tahun, datang dan pergi.
Diagnosis dan penanganan Sydenham’s chorea pada anak
Diagnosis SC pada anak sering kali sulit dilakukan karena beberapa penyakit atau gangguan gerak lain juga memiliki gejala yang mirip dengan SC. Dalam beberapa kasus, diagnosis akan ditegakkan berdasarkan gejala, riwayat keluarga, dan tes darah untuk mengecek antibodi streptokokus. Jika ditemukan anak mengalami SC, selanjutnya perlu dilakukan evaluasi peradangan jantung (carditis).
Penanganan Sydenham’s chorea oleh ahli medis adalah dengan pemberian terapi obat-obatan, seperti:
- antikejang, untuk mengurangi frekuensi dan keparahan gerakan otot yang terjadi.
- steroid, biasanya digunakan dalam kasus resistensi atau keparahan tinggi.
- antibiotik untuk mengatasi infeksi streptokokus di tubuh anak.
Antibiotik diperlukan anak untuk mencegah kerusakan pada katup jantung, yang biasanya ditemukan pada anak dengan infeksi streptokokus berulang. Pemberian antibiotik dalam jangka waktu lama ini juga dapat membantu terjadinya SC berulang pada anak.
Referensi: