Penyakit
Japanese Encephalitis

Japanese Encephalitis Virus atau JEV merupakan jenis flavivirus yang bergenus sama dengan penyebab penyakit DBD, demam kuning, atau virus West Nile yang disebarkan oleh nyamuk jenis Culex, terutama Culex tritaeniorhynchus. JEV merupakan penyebab ensefalitis (radang otak) yang berbahaya dan menjadi endemi di negara-negara Asia. Disebut Japanese Encephalitis karena kasus pertama ditemukan di Jepang pada tahun 1871.

Secara global, diperkirakan ada 68 ribu kasus Japanese Encephalitis setiap tahunnya, dengan tingkat fatalitas sekitar 13.600 – hingga 20.400 kasus. Sebagian besar kasus Japanese Encephalitis ditemukan pada anak, orang dewasa umumnya sudah memiliki imunitas terhadap penyakit ini, namun bukan berarti tidak dapat mengalami sakit.

Gejala yang ditemukan

Apa saja gejala Japanese Encephalitis?

  • Kurang dari 1% dari mereka yang terinfeksi penyakit ini mengalami gejala klinis.
  • Bagi mereka yang memperlihatkan gejala klinis, periode inkubasi 5-15 hari (sejak terinfeksi hingga munculnya gejala).
  • Gejala umum termasuk demam, sakit kepala, dan muntah.
  • Status mental berubah, gejala gangguan saraf, lemas, gangguan bergerak, terjadi setelah gejala awal muncul.
  • Biasanya juga disertai kejang, terutama pada anak-anak.

Pencegahan penyakit Japanese Encephalitis

Hingga saat ini, Japanese Encephalitis tidak memiliki pengobatan khusus. Pengobatan lebih difokuskan untuk mengurangi gejala dan menjaga kondisi pasien tetap stabil. Namun dampak dari penyakit ini sangat berbahaya:

  • 20-30% pasien ensefalitis berisiko mengalami kematian.
  • Walaupun gejala berkurang dan pasien membaik, 30% sampai 50% penyintas berisiko mengalami gangguan saraf, kognitif, atau gangguan kejiwaan.

Oleh karena itu, pencegahan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.

  • Gunakan pakaian yang menutupi area lengan dan kaki. Tutup bagian depan stroller dengan kelambu untuk melindungi bayi.
  • Gunakan losion anti nyamuk pada anak sesuai untuk usianya.
  • Melakukan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) tempat-tempat yang mungkin menjadi sarang nyamuk.
  • Melakukan vaksinasi, terutama bagi mereka yang tinggal di negara Asia atau akan berkunjung/tinggal di negara Asia. Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter anak Anda untuk melakukan vaksinasi pada anak.

Referensi:

Tag Penyakit Terkait
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan