KESEHATAN ANAK

Mengatasi Herpes pada Anak

Selain menjangkiti orang dewasa, penyakit herpes juga dapat menulari anak-anak. Bagaimana cara mengatasi herpes pada anak? Berikut penjelasannya.

Anissa Aryati | 29 April 2021

Anak-anak usia prasekolah memang sedang dalam masa senang bermain dan bergaul bersama teman. Walaupun hal ini menyenangkan, namun beberapa penyakit yang umum muncul akibat kontak dengan orang yang sakit herpes juga dapat terjadi. Penyakit herpes yang sering muncul di sekitar bibir (cold sores) ini harus segera diobati agar tidak menular pada anak lainnya.

Penyebab herpes

Sering kali orang mendengar kata ‘herpes’ lalu mengaitkannya dengan penyakit menular seksual dengan nama yang sama. Sebenarnya, penyebab kedua penyakit ini sama-sama virus herpes namun dari strain atau jenis yang berbeda. Penyebab herpes di bibir atau kulit disebabkan oleh simplex virus type 1 (HSV-1). Sedangkan herpes pada alat kelamin (genitalia) disebabkan oleh simplex virus type 2 (HSV-2).

Seseorang umumnya pertama kali mengalami kontak dengan virus HSV-1 ini pada usia antara 1-5 tahun. Herpes sangat menular melalui perantaraan air liur, itu sebabnya kita perlu menghindari agar anak yang sedang sakit tidak mencium adiknya atau orang lain di rumah. Begitu juga dengan perlengkapan makan, minum, handuk, sebaiknya tidak sharing dengan yang lain. Juga berhati-hatilah jika ada bayi di bawah usia 6 bulan di rumah, karena imunitas bayi usia di usia tersebut belum cukup kuat.

Gejala anak terkena herpes

Kadang gejala herpes pada anak tak terlalu terlihat, namun beberapa anak akan memperlihatkan gejala sebagai berikut:

  • munculnya bintik-bintik berisi air di ujung bibir atau di area lain di tubuh yang terasa panas, gatal, dan sakit.
  • demam
  • bengkaknya kelenjar getah bening
  • sakit tenggorokan
  • air liur lebih banyak keluar
  • anak rewel dan terlihat gelisah
  • kondisi gusi yang bengkak, memerah, atau bahkan berdarah.

Pengobatan herpes pada anak

Sesungguhnya herpes ini dapat sembuh dengan sendirinya, namun untuk menghindari terjadinya penularan, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan antivirus seperti acyclovir, famciclovir, atau valacyclovir. Obatnya dapat berbentuk pil atau salep.

Ketika terkena herpes, anak biasanya akan rewel karena blisters atau bintil-bintil yang muncul terasa sakit atau panas. Kita dapat membantu anak agar merasa nyaman dengan beberapa cara berikut:

  • Menempelkan kain yang dicelup air es atau air hangat pada area yang terasa sakit.
  • Memberi anak es lollipop untuk mendinginkan bibir atau gusinya yang terasa panas dan juga untuk menghindari dehidrasi.
  • Tidak memberi anak makanan yang asam karena dapat menyebabkan area yang sakit semakin tak nyaman.
  • Memberikan obat pereda rasa sakit sesuai anjuran dokter untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan anak.

Herpes dapat kembali

Jika sekali anak terkena virus HSV-1 ini, ia dapat mengalaminya kembali dalam kondisi tertentu. Beberapa kondisi tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

  • kelelahan atau stres fisik
  • terlalu lama berada di bawah sinar matahari, kepanasan, kedinginan, atau kondisi udara kering
  • terkena luka di kulit
  • kondisi tubuh menurun, misalnya sedang sakit flu
  • dehidrasi atau pola makan yang buruk
  • pada anak remaja juga dapat disebabkan oleh fluktuasi hormonal (misalnya saat menstruasi).

Mengatasi herpes pada anak selain dengan obat-obatan juga perlu membuat anak merasa nyaman sehingga ia tetap dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. Beri anak penjelasan bahwa penyakitnya dapat menular sehingga ia juga berhati-hati untuk tidak mencium orang lain (terutama adiknya) dan patuh saat diminta untuk menggunakan hanya alat makan atau minum miliknya. Jangan lupa untuk membawa anak berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan obat-obatan yang sesuai untuknya.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan