KESEHATAN ANAK

Gangguan Pencernaan Serius pada Anak

Anak-anak balita umumnya rentan mengalami sakit perut karena imunitasnya belum terbentuk sempurna, ditambah lagi kebiasaan memasukkan berbagai benda ke dalam mulut. Namun beberapa gangguan pencernaan serius pada anak perlu kita waspadai.

Desi Hariana | 23 Agustus 2021

Anak sakit perut bisa disebabkan oleh banyak masalah, mulai dari infeksi penyakit, hingga rasa takut berlebihan. Sering kali masalah gangguan di perut dapat diselesaikan dengan melakukan perubahan pada menu makanannya, membuat anak nyaman, atau memberi obat sakit perut. Namun ada kalanya sakit perut juga menandakan gangguan pencernaan serius pada anak.

Tanda bahwa sakit perut anak cukup serius

Sebagai orang tua, Andalah yang paling tahu jika ada hal-hal yang mencurigakan pada anak, atau tidak seperti biasanya. Percayai insting Anda. Untuk membantu orang tua mengetahui gangguan pencernaan serius pada anak, berikut adalah beberapa tanda anak butuh penanganan medis:

  • Muntah yang cukup sering atau berdarah.
  • Rasa sakit dengan intensitas tinggi hingga anak terlihat kesakitan (anak yang lebih kecil biasanya jadi sering menangis).
  • Anak mengeluhkan sakit perut selama lebih dari dua minggu.
  • Konstipasi yang tak juga mereda walaupun sudah ada perubahan pada pola diet, sehingga anak trauma saat akan BAB.
  • Diare dengan feses disertai darah. Waspadai juga kala anak dehidrasi akibat diare, ia jadi jarang pipis, lemas, dan kulitnya pucat.
  • Sulit makan atau menelan, membuat berat badannya pun menurun.   

Berbagai jenis gangguan pencernaan serius pada anak

Saat Anda membawa anak berkonsultasi ke dokter, biasanya akan dilakukan berbagai pemeriksaan seperti tes darah, urine atau feses. Berikut adalah beberapa gangguan pencernaan serius pada anak yang perlu kita ketahui:

1. Eosinophilic Gastrointestinal Disorders

Jenis yang paling sering ditemukan adalah eosinophilic esophagitis akibat terlalu banyak sel darah putih di dalam saluran pencernaan Si Kecil. Hal ini mengakibatkan saluran pencernaan mengalami peradangan hingga pembengkakan, sehingga anak merasa sakit, bahkan bisa juga sulit menelan.

2. Penyakit Celiac

Pencernaan anak-anak dengan problem Celiac akan memperlihatkan reaksi serius saat mengonsumsi gluten, sejenis protein yang terkandung dalam gandum, barley, atau rye. Gangguan ini menyebabkan kerusakan pada usus dan menghalangi tubuh menyerap nutrisi dari makanan.

3. Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Gangguan pencernaan ini lebih sering ditemukan pada anak yang lebih besar atau remaja. Pada dasarnya IBD terbagi menjadi dua, pembengkakan pada usus besar (ulcerative colitis), dan Penyakit Crohn. BAB yang tidak padat serta berdarah dapat menjadi salah satu gejalanya. Jika tidak ditangani dengan baik, IBD dapat menyebabkan gangguan persendian, hati, iritasi mata, batu ginjal, dan tulang rapuh.

4. Intususepsi

Ada bagian usus anak yang terlipat, kondisi ini biasanya ditemukan pada anak yang lebih kecil. Intususepsi menyebabkan sakit, pembengkakan, dan kelelahan yang tiba-tiba pada anak. Penyebabnya tidak diketahui dan kadang membutuhkan tindakan operasi untuk memperbaikinya.

5. Volvulus

Kondisi di mana usus tak hanya terlipat tapi juga terikat, sehingga menyebabkan gangguan pembuangan kotoran. Di beberapa kasus bahkan menyebabkan terputusnya aliran darah. Pada umumnya diperlukan tindakan operasi, namun anak tak akan terganggu tumbuh kembangnya jika tindakan segera dilakukan.

6. Short Bowel Syndrome

Gangguan ini disebabkan beberapa penyakit lain seperti Crohn, intususepsi, atau kanker. Pencernaan anak lebih pendek karena ada bagian yang dipotong (dioperasi) atau karena ada bagian yang tidak lengkap. Akibatnya, nutrisi dan cairan yang masuk dalam saluran pencernaan kurang dapat diserap dengan baik.

Penanganan yang akan diberikan oleh dokter tentunya tergantung jenis gangguan yang dialami anak. Gangguan pencernaan serius pada anak sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh. Pada akhirnya juga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan