Penyakit
Bipolar

Anda mungkin pernah mendengar gangguan mental yang disebut dengan bipolar. Walaupun lebih sering muncul pada orang dewasa (sekitar usia 25 tahun), namun gangguan ini juga dapat terjadi pada anak-anak hingga remaja. Ditandai dengan adanya episode mania (sangat senang) dan depresi (sangat sedih atau tertekan) secara bergantian.

Gejala yang muncul

Gangguan bipolar memiliki gejala yang beragam, mulai dari yang ringan hingga berat. Mereka yang mengalami bipolar dengan gejala berat dapat mengalami gejala psikotik seperti halusinasi atau delusi. Umumnya gejala ini mengikuti mood ekstrem dari si penderita. Sering kali mereka yang mengalami gangguan bipolar dengan gejala psikotik salah diagnosis dan dianggap mengalami skizofrenia. Padahal kedua gangguan ini tidaklah sama.

Penyebab gangguan bipolar

Para ahli hingga saat ini belum dapat menemukan penyebab utama dari gangguan ini. Namun demikian, ada beberapa faktor yang dianggap berkontribusi sebagai penyebab gangguan bipolar, yaitu:

1. Genetik

Risiko bipolar akan meningkat cukup signifikan jika orang tua atau saudara kandung juga mengalaminya. Namun peran genetik ini pun tidak benar-benar absolut, artinya, ada juga anak-anak yang lahir dari orang tua atau yang memiliki anggota keluarga bipolar, tidak menunjukkan gejala gangguan ini.

2. Stres

Kejadian yang menyebabkan tekanan mental berlebih pada seseorang dapat menjadi pencetus munculnya episode mania atau depresi yang mengarah pada gangguan bipolar. Contohnya jika menghadapi anggota keluarga yang meninggal, penyakit berat, menjalani hubungan yang merusak, perpisahan dengan pasangan, atau bahkan masalah keuangan yang berkepanjangan.

3. Struktur dan fungsi otak

Melakukan pemindaian (scanning) pada otak belum tentu dapat menunjukkan atau membantu diagnosis bipolar. Namun beberapa penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan struktur maupun aktivasi sel-sel otak pada orang dengan gangguan bipolar.

Jenis gangguan bipolar

Ada beberapa jenis gangguan bipolar berdasarkan berat-ringan gejalanya, yaitu:

1. Gangguan Bipolar I

Penderita mengalami satu atau lebih episode mania dan depresi. Namun jika yang muncul adalah gejala mania saja dan berlangsung setidaknya tujuh hari, atau sangat berat hingga perlu dirawat inap, sudah bisa dimasukkan ke dalam kategori ini.

2. Gangguan Bipolar II

Gelaja yang dialami lebih ringan dimana penderita mengalami episode depresi dan hipomania (mania ringan) bergantian, tapi tak pernah mengalami satu episode mania secara penuh.

3. Gangguan Siklotomik (Siklotomia)

Penderita mengalami mood yang tidak stabil dan mengalami hipomania bergantian dengan depresi ringan setidaknya selama dua tahun. Mood dapat kembali normal, tapi dalam waktu yang tak terlalu lama, biasanya kurang dari 2 bulan.

4. Gangguan Bipolar yang ‘tidak terspesifikasi’ atau ‘spesifikasi lain’.

Jika gejala yang muncul pada seseorang tak dapat dimasukkan ke dalam kriteria 1, 2, dan 3, namun mengalami periode di mana secara klinis mengalami peningkatan mood abnormal yang signifikan.

Penanganan gangguan bipolar

Setelah menjalani pemeriksaan menyeluruh oleh psikiater atau psikolog, ada beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk membantu penderita mengontrol gejala bipolar, yaitu:

  • Psikoterapi, seperti terapi perilaku dan kognitif, atau terapi keluarga.
  • Terapi obat-obatan, untuk menstabilkan mood, antipsikotik, atau antidepresan.
  • Strategi manajemen diri, mempersiapkan atau belajar cara mengantisipasi kondisi mania atau depresi yang muncul.
  • Pendekatan melalui menjaga kesehatan diri, melakukan olah raga serta pendekatan religi dapat juga membantu, walaupun tidak dapat menyembuhkan.

Referensi:

Tag Penyakit Terkait
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan