Penyakit
Influenza

Influenza adalah penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus influenza A dan virus influenza B. penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius.

Penularan virus melalui udara dan percikan ludah, serta kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi. Penularan terjadi 1-2 hari sebelum gejala timbul sampai 4-5 hari sesudahnya.

Virus influenza seringkali menyebabkan KLB (kejadian luar biasa), baik berupa epidemik maupun pandemik influenza.Setiap kurun waktu tertentu, 10 tahun atau lebih, sub-tipe influenza baru akan muncul, dan menyebabkan pandemik, di mana seperempat atau lebih populasi dunia akan terserang pada satu periode jangka pendek.

Penyakit flu biasanya timbul pada musim penghujan, dan mencapai puncaknya pada bulan Desember hingga Maret. Namun pada daerah beriklim tropis seperti Indonesia, flu dapat timbul setiap saat selama setahun.

Pada anak 0-4 tahun, anak yang dirawat di rumah sakit berkisar 500 per 100.000 orang yang berisiko tinggi dan 100 per 100.000 orang yang tidak berisiko tinggi. Kelompok usia tertinggi adalah anak usia 0-1 tahun.

Ringan hingga berat
Banyak yang mengganggap bahwa penyakit flu adalah hal yang biasa. Memang secara umum, flu merupakan penyakit infeksi saluran napas yang dapat sembuh secara spontan. Virus flu biasanya tidak menyebar kemana-mana, cenderung ‘diam’ di saluran napas dan paru-paru. Masa inkubasi virus berlangsung 1 hingga 4 hari

Berat ringannya flu dipengaruhi oleh sifat virulensi virus (keganasan virus Celcius), disertai nyeri kepala, nyeri otot, lemas, hilang nafsu makan, lelah, bahkan bisa pula disertai muntah dan diare. Gejala yang khas adalah pilek, hidung tersumbat, dan nyeri menelan. Batuk yang mula-mula kering, berubah menjadi produktif (berdahak).

Gejala demam dan gangguan saluran napas bisa berlangsung 5 hari, namun juga bisa sampai 1-2 minggu, tergantung keganasan virus influenza. Perjalanan penyakit dapat lebih berat dan fatal bila menyerang lansia, penderita penyakit paru dan jantung kronis.

Pemberian vaksin influenza
Dilaporkan kejadian influenza pada anak sehat usia di bawah 2 tahun sebesar 12 kali lebih tinggi dari anak usia 5-17 tahun, angka kejadiannya mendekati kejadian influenza pada anak 5-17 tahun dengan kondisi medis kronis. Laporan peninjauan ulang tentang influenza pada anak mendiskripsikan komplikasi penyakit influenza, termasuk terjadinya pneumonia virus primer, pneumonia bakteri sekunder, myositis, syok toksik, dan sindroma Reye.

Mengingat mudahnya anak tertular influenza dan komplikasi yang dapat ditimbulkan, terutama pada anak di bawah 2 tahun, maka pada tahun 2003 US ACIP (The United States Avisory Committee on Immunization) merekomendasikan vaksinasi influenza untuk semua anak uisa 6-23 bulan.

Sebelumnya vaksinasi influenza hanya direkomendasikan untuk anak dengan kondisi medis kronis saja. Perubahan rekomendasi vaksinasi influenza untuk anak ini didasari oleh kejadian penyakit influenza berat sehingga anak harus mendapat perawatan di rumah sakit, dan kejadian komplikasinya, seperti juga pada lansia.

Pemberian vaksin influenza merupakan satu-satunya cara pencegahan atau mengurangi infeksi influenza. Vaksin influenza mengandung virus yang tidak aktif, antigen dari dua subtipe virus influenza A dan satu galur virus influenza B. Badan kesehatan dunia, WHO, secara rutin mensurvei keadaan penyebaran virus influenza di seluruh dunia dan setiap tahunnya menyebarkan informasi mengenai jenis virus apa yang beredar pada suatu musim flu.

Di Indonesia, Satgas Imunisasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyarankan pemberian vaksin untuk semua anak sehat, yang dapat diberikan mulai bayi usia 6 bulan. Sebagai imunisasi dasar, pada anak usia <3 tahun, vaksin influenza diberikan 2 kali selang 1-2 bulan. Setelah itu vaksinasi harus diulang sekali setiap tahun. Untuk anak di atas 3 tahun vaksinasi dasar cukup diberikan sekali, kemudian diulang sekali setiap tahun.

Selain anak-anak, setiap orang boleh melakukan vaksinasi influenza. Dengan catatan, yang bersangkutan tidak sedang megnalami demam akut yang berat, sedang tidak hamil dan menyusui. Untuk menjaga agar daya proteksi berlangsung terus menerus, sebaiknya vaksinasi dilakukan secara teratur setiap tahun.

Konsultan:

  • Prof. Dr. dr. Cissy B. Kartasasmita, Sp.A(K) Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS. Dr. Hasan Sadikin-FK Universitas Padjadjaran, Bandung
  • Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K). M.Trop Paed. Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Tag Penyakit Terkait
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan